Mohon tunggu...
Hanifah Salma Muhammad
Hanifah Salma Muhammad Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Penulis merupakan seorang pascasarjana yang mengambil fokus pada bidang hukum keluarga yang memiliki hobi meneliti, menulis dan berolahraga. Dalam web ini, tulisan-tulisan yang akan di posting lebih fokus dalam membahas terkait hukum, keluarga, perekonomian dan anak yang diharapkan bermanfaat untuk masyarakat luas. Karya penulis dalam jurnal juga dapat di lihat dalam GoogleSchoolar. Mari tumbuh, berkembang, dan maju bersama untuk bangsa dan negara.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bahasa Cinta yang Terlupakan: Mengatasi Kesepian pada Pernikahan Melalui Pengertian Lebih Dalam

2 November 2024   17:40 Diperbarui: 2 November 2024   18:43 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Mengapa Pemahaman Bahasa Cinta Dapat Menyelamatkan Pernikahan?

Berdasarkan langkah-langkah dalam memahami bahasa cinta tersebut, maka hubungan yang bermula lonely marriage dapat berubah menjadi hubungan yang hangat dan penuh cinta. Mengingat banyak perceraian dan perselisihan dalam rumah tangga terjadi bukan karena kurangnya cinta, tetapi karena kurangnya pemahaman dan koneksi. Dengan menyelaraskan diri pada bahasa cinta masing-masing, kita bisa menghindari miskomunikasi dan kesalahpahaman yang berpotensi menjadi masalah besar. Ketika seseorang merasa dicintai dan dihargai, mereka akan lebih terbuka dan empati, sehingga masalah kecil pun bisa dihadapi dengan kepala dingin dan hati yang lapang.

Selain itu, era modern saat ini sangat perlu dalam merawat hubungan pernikahan. Dimana era modern ini kesibukan dan tekanan hidup semakin intens, upaya mempertahankan koneksi dalam pernikahan sering kali terasa seperti pekerjaan tambahan. Namun, dengan memahami bahasa cinta, kita dapat melakukan hal-hal kecil yang memberi dampak besar. Sebuah pernikahan yang harmonis bukanlah hasil dari usaha satu pihak saja, melainkan komitmen kedua belah pihak untuk terus belajar, memahami, dan beradaptasi seiring waktu.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa memahami bahasa cinta merupakan kunci untuk mengatasi rasa sepi dalam pernikahan. Hal ini bukan hanya tentang memberikan cinta, namun juga memberikan cinta dengan cara yang benar dan sesuai. Pernikahan yang sehat adalah pernikahan yang terus berkembang, di mana pasangan saling mendengarkan dan memahami, bahkan ketika tak ada kata yang terucap. Jika Anda merasa pernikahan Anda mulai terasa sepi, cobalah untuk kembali ke dasar, seperti memahami apa yang membuat pasangan Anda merasa dicintai, dan perlahan-lahan bangun kembali kedekatan yang sempat terlupakan.

Dengan demikian, pernikahan bukan hanya tentang berada di tempat yang sama, tapi juga tentang memiliki hati yang saling terhubung. Mari menjadikan bahasa cinta sebagai langkah pertama menuju pernikahan yang lebih penuh makna, lebih dekat, dan lebih bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun