Mohon tunggu...
Hanifah Azzahra
Hanifah Azzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Akademik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rokok dan Miskin

5 Juni 2024   08:53 Diperbarui: 5 Juni 2024   09:18 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahn terbesar yang di alami rakyat indonesia adalah kemiskinan. Diman sampai saat ini pemerintah belum bisa mengatasi atau mengurangi angka kemiskinan di indonesia. Berdasarkan data badan pusat statistik pada tahun 2017 jumplah kemiskinan penduduk indonesia kurang lebih tercatat sebanyak 26,58juta jiwaDari perspektif hak asasi manusia, Tammie (2006) dalam tulisan memi almizi menyatakan bahwa kemiskinan merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Hak asasi Manusia tidak boleh dibatasi, apalagi dihapuskan. Oleh karena itu, dari perspektif ini, kemiskinan tidak dapat dilihat dari statistik.

Terlepas dari ukurannya jika kemiskinan terjadi dalam sebuah keluarga, anak-anak pasti akan menghadapi berbagai permasalahan seperti kelaparan, kekurangan gizi, kurangnya kesempatan pendidikan, bahkan bisa jadi nyawa mereka terancam. Hal Ini merupakan hak asasi manusia yang harus dipenuhi dan juga menjadi tanggung jawab keluarga, masyarakat, bahkan negara. Berdasarkan gagasan bahwa kemiskinan adalah hak asasi manusia, maka pemberantasan kemiskinan merupakan tanggung jawab bersama keluarga, masyarakat, dan bangsa.

Faktor kemiskinan ini bisa terjadi karena rokok, bahwa rokok merupakan kebutuhan kedua setelah beras yang di beli masyarakat indonesia sehingga rokok merupakan faktor kemiskinan. Rokok atau tembakau yang dikonsumsi ini membuat masyarakat terperangkap dalam kemiskinan, apalagi masyarakat miskin mereka lebih memilih untuk membeli rokok dari pada untuk membeli kebutuhan pokok, sehingga ini dapat memberikan dampak negatif terhadap anank-anak mereka

Konsumsi tembakau di Indonesia mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan dan perekonomian. Dampak fisik yang ditimbulkan oleh perokok antara lain serangan jantung, kanker paru-paru, bronkitis, gangguan kehamilan dan janin, serta berbagai penyakit lainnya. Selain dampak fisik, merokok juga mempunyai dampak psikologis. Dengan kata lain, penyakit jiwa dan depresi akibat tidak mampu membeli rokok. Perokok merasa ada sesuatu yang hilang ketika kebutuhannya untuk merokok tidak terpenuhi seperti ketergantungan. Dari sudut pandang ekonomi, merokok dapat membuat masyarakat semakin miskin dan memperburuk kehidupan masyarakat miskin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun