Urban Farming merupakan suatu kegiatan bercocok tanam yang dilakukan di perkotaan, pada konsepnya sendiri urban farming mengacu pada memanfaatkan lahan yang sempit agar bisa dimanfaatkan sebagai area budidaya sayuran, perikanan, dsb nya yang dapat dibudidaya dipekarangan atau lahan yang sempit di area perkotaan Urban farming (pertanian perkotaan) pada prinsipnya merupakan segala upaya yang dilakukan dalam pemanfaatan ruang atau lahan yang masih ada di perkotaan.Â
Praktik pertanian perkotaan tidak membutuhkan lahan khusus dengan luasan yang besar., cukup memanfaatkan lahan atau ruang yang tidak terpakai, pekarangan, atau atap bahkan dinding rumah. Pertanian perkotaan mencakup praktik budi daya, pengolahan dan distribusi pangan di kota dan di sekitar kota. Metodebudi daya pertanian perkotaan dilakukan dengan vertikultur, hidroponik, akuaponik, aeroponik, tanaman buah dalam pot (tabulampot), dan lain-lain.
Hasil pertanian perkotaan selain untuk dipasarkan, juga menghasilkan produk makanan seperti sayuran dan buah segar untuk dapat dinikmati keluarga. Produk seperti sayur dan buah dari hasil berkebun sendiri tidak hanya dapat menambah gizi keluarga, namun juga lebih terjamin sehat karena bebas pestisida. Pertanian perkotaan umumnya menekankan pada aspek kualitas dan penggunaan bahan kimia yang minim. Selain menambah nutrisi dan lebih sehat, produk sayur dan buah yang dihasilkan dari berkebun di rumah dapat menghemat pengeluaran keluarga.Â
Urban farming merupakan salah satu cara untuk menjaga ketahanan pangan keluarga sehingga kita tidak perlu lagi membeli sayuran di pasar melainkan memetik nya di pekarangan , pada dasarnya jika memang kita hobby budidaya tanaman maka praktek urban farming adalah suatu hal yang tepat karena disamping kita dapat menyalurkan hobby dan memperindah pekarangan kita juga dapat menjaga ketahanan pangan keluarga, hal ini juga yang dapat membuat keluarga kita menjadi hemat dari belanja kepasar, disisi lain lingkungan kita juga jadi terbantu akibat dari adanya tanaman segar dipekarangan yang dapat menambah kadar oksigen sehingga sekeliling rumah menjadi sejuk.
 Urban farming bukan hanya tanaman saja melainkan dapat kita kolaborasikan dengan budidaya lain seperti maggot dan budidaya ikan dalam ember dengan dipadukan tanaman kangkung diatasnya yang menambah ketahanan pangan keluarga kita lengkap karena disatu sisi kita budidaya sayuran disisi lain kita memelihara lele yang dipadukan dengan kangkung sehingga kita memiliki sayur beserta lauk ikan dirumah secara segar dan dapat setidaknya membantu memenuhi kebutuhan pangan dirumah meskipun tidak semua kita dapatkan dipekarangan rumah paling tidak kita sudah mendapatkan lauk serta sayuran untuk keluarga kita.Â
Prinsip dasar model pertanian perkotaan, diantaranya hemat lahan, memperhatikan estetika, Â proses produksi yang bersih dan ramah lingkungan, komoditas bernilai ekonomi dan berdaya saing, dan dukungan inovasi teknologi maju.
Persyaratan dalam praktik pertanian perkotaan adalah sesuai tata ruang kota dan tata ruang wilayah, tidak merusak keindahan kota; tidak menimbulkan masalah sosial akibat penggunaan lahan; Tidak menggunakan input kimiawi yang berlebihan; dan tidak menerapkan cara budi daya yang mendorong terjadinya erosi dan degradasi lingkungan.
Beberapa teknik urban farming yang dilakukan diperkotaan salah satunya adalah hidroponik, hidroponik merupakan salah satu bagian dari urban farming, budidaya secara hidroponik adalah budidaya yang memanfaatkan larutan nutrisi yang dilarutkan ke air tanpa tanah, jadi hidroponik adalah budidaya dengan cara akar yang terendam air dan tanpa media tanah, teknik ini merupakan solusi yang tepat jika ingin melakukan konsep urban farming, dikarenakan teknik ini tidak memerlukan tanah dan lahan yang luas sehingga cocok di terapkan dan di budidayakan di pekarangan rumah yang tergolong sempit di perkotaan, karena kondisi di perkotaan sendiri sangatlah minim lahan luas berbeda seperti di pedesaan yang memiliki lahan luas, maka dari itu hidroponik merupakan teknik yang cocok di terapkan di urban farming.
Selain hidroponik, teknik vertikultur juga cocok diterapkan pada konsep urban farming, vertikultur merupakan cara membudidayakan tanaman dengan miring dan menempel di tembok secara bersusun, sehingga tidak memerlukan lahan yang luas jika ingin melakukan teknik ini , cara ini juga terbilang cocok di terapkan di perkotaan dengan gedung dan gang sempit, pasalnya teknik ini hanya memerlukan tembok kosong yang kemudian di tempeli tanaman dengan tanah yang beralaskan planter wall, selain vertikultur budidaya lele di dalam ember seperti yang saya jelaskan sebelumnya juga dapat menjadi refrensi untuk melakukan urban farming karena dengan ember yang kecil dapat di tempatkan di pojok rumah serta dengan 1 ember kita bisa panen lele serta kangkung yang kita tanam diatasnya sehingga tidak memerlukan lahan yang luas untuk melakukannya.
Sebaiknya jika kita ingin melakukan urban farming dengan teknik diatas maka kita perlu mengetahui kebutuhan kita dan juga lingkungan disekitar kita seperti apa sehingga kita dapat menerka atau mengkaji teknik mana yang cocok dilingkungan kita agar kita dapat melakukan budidaya dengan konsep urban farming yang sesuai dengan teknik yang tepat pada lingkungan dan kebutuhan kita sehingga teknik yang kita lakukan sesuai dengan lingkungan serta kebutuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H