Mohon tunggu...
Hanifah HananNur
Hanifah HananNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Pendidikan Karakter di Masa Pandemi Covid-19

13 November 2021   13:00 Diperbarui: 13 November 2021   20:44 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Kelas sebelum adanya pandemi

Sejak virus Corona atau sering kita sebut pula dengan Covid-19 melanda dan menggemparkan dunia, dunia terasa dihantui setiap harinya akan virus tersebut, khususnya sejumlah negara yang terpapar akan wabah mengerikan tersebut. Sebagian besar orang yang tertular virus ini mengalami gejala ringan,  sedang yang akan pulih tanpa adanya penanganan , namun virus ini juga menyebabkan kematian. Wabah ini telah ditemukan di akhir tahun 2019, pertama kali di Wuhan, China. Indonesia termasuk di dalam negara yang terpapar, tepatnya pada 2 Maret 2020, pertama kalinya pemerintah mengumumkan adanya dua kasus pasien positif Covid-19 di Indonesia. Seak saat itu, pemerintah telah melakukan beragam upaya dan mengambil berbagai kebijakan untuk pencegahan penyebaran virus Corona ini. Mulai dari pemberlakuanya sistem Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana kebijakan tersebut mendorong seluruh masyarakat untuk menyesuaian perilaku sesuai dengan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah.

Adanya wabah Covid-19 ini menimbulkan kerugian besar, hampir semua orang mengalami kendala untuk menjalani kehidupan normal serta merubah segala tatanan kehidupan masyarakat, dimana aspek kehidupan berubah secara cepat tanpa adanya persiapan yang ada. Di Indonesia sendiri, wabah pandemi ini memberikan imbas atau dampak yang signifikan dalam semua sektor, termasuk sektor pendidikan. Pemerintah melalui Menteri Pendidkan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim memutuskan untuk memindahkan proses pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran secara daring. Pendidikan sendiri merupakan hal terpenting dalam membantu anak atau generasi-generasi baru dalam mengetahui segala hal. Pendidikan dapat diartikan pula suatu upaya untuk mengembangkan ranah kognitif (pengetahuan), afektif kepribadian), dan psikomotorik (ketrampian). Pendidikan yang sebelumnya dilakukan secara normal dengan tatap muka di dalam kelas, sejak mewabahnya Covid-19 sebagian besar kegiatan dilakukan melalui daring (online), guna untuk menghindari terjadinya penularan. Di Indonesia, sudah lebih dari satu tahun semua aktifitas belajar mengajar, mulai dari tingkat dasar dan menengah hingga tingkat perguruan tinggi dilakukan secara daring, tanpa adanya tatap muka.

Meskipun secara formal kegiatan belajar mengajar masih bisa dilakukan secara online, namun karena siswa dan mahasiswa harus belajar dari rumah, pendidikan karakter selama masa pandemi ini, menjadi sedikit terabaikan. Dimana kegiatan pendidikan yang terjadi lebih banyak hanya proses pembelajaran atau transfer pengetahuan saja, tak ada yang menjamin siswa dan mahasiswa mendapatkan pendidikan karakter dari kedua orang tua sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini diajarkan di institusi pendidikan. Setelah dijabarkan pengertian pendidikan di atas, disisi lain arti dari karakter merupakan sikap alami yang ada pada diri seseorang yang membedakan dengan orang lain. Karakter identik dengan etika, akhlak dan moral. Dalam perspektif Islam, karakter atau akhlak adalah suatu hasil dari proses penerapan syariat (ibadah dan muamalah) yang dilandasi oleh akidah yang kokoh bersandarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah (Hadits). Jadi jika kita ambil ambil kesimpulan, pendidikan karakter ini adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai karakter tertentu kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan serta tindakan untuk melakukan nilai-nilai tersebut. 

Tujuan dari pendidikan karakter ialah membentuk kepribadian siswa dengan perilaku yang baik, jujur, tanggung jawab, adil, disiplin, menghargai dan dapat menghormati orang lain. Hal tersebut dapat dicapai jika dapat membiasakan diri dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk itu, melalui pendidikan karakter dapat menjadikan manusia yang memiliki akhlak atau karakter yang lebih baik. Sebab tujuan utama pendidikan tidaklah sekedar membuat peserta didik pintar dalam pelajaran atau segi intelektual tetapi juga mengajarkan berkarakter yang  baik. Tujuan tersebut harus untuk tetap dilaksanakan meskipun pembelajaran dengan metode daring. Pandemi yang telah berlangsung lama ini, sebab dikhawatirkan, peserta didik akan terbiasa dengan berbagai kemudahan-kemudahan yang tak mendidik dan mendewasakan. Mereka bisa jadi kehilangan nilai berharga dari pendidikan karakter yang bisa didapatkan sebagai bekal menjalani kehidupan.

Kebijakan pembatasan sosial akibat wabah pandemi berdampak pada proses pemantauan guru terhadap peserta didik, ditambah lagi dengan kesibukan orang tua yang harus bekerja demi menunjang ekonomi mereka. Pembelajaran secara daring ini mempengaruhi pola hidup anak-anak, kemalasan, ketidakdisiplinan akan secara otomatis menghinggapi pola hidup mereka. Kini disadari bahwa begitu pentingnya  pendidikan karakter. Kecerdasan intelektual tanpa diimbangi dengan karakter atau akhlak mulia tidak ada gunanya. Jangan sampai hilangnya nilai-nilai pendidikan karakter karena pendidikan daring yang secara nyata ini hanya dapat mengedepankan transfer ilmu pengetahuan tanpa penanaman akhlaqul karimah secara langsung. Oleh sebab itu, pembelajaran secara daring menuntut tenaga pendidik untuk mampu berinovasi dalam melakukan pembelajaran, mampu memberikan semangat kepada peserta didik untuk bisa melaksanakan pembelajaran dengan tetap menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik dan mahasiswa. Dan perlu diingat pendidikan karakter dapat dikatakan tercapai jika dari peserta didik melakukan atas kemauan sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak lain. Kesadaran dari hatinya sendiri dan dilakukan secara terus-menerus niscaya tujuan dari pendidikan karakter akan berhasil.

Penulis : Hanifah Hanan Nur Rasyidah

Anggota KKN RDR-77 Kelompok 103 UIN Walisongo Semarang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun