Mohon tunggu...
Hanifah Fifi
Hanifah Fifi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Orang biasa yang juga masih belajar

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Demotivasi Kuliah Mahasiswa Tingkat Akhir

20 Januari 2022   21:03 Diperbarui: 20 Januari 2022   21:09 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Tidak terasa pandemi Covid-19 telah melanda Indonesia hingga hampir 2 tahun. Hal tersebut menandakan bahwa pembelajaran jarak jauh telah diterapkan bagi siswa maupun mahasiswa dalam waktu yang lama. Mereka dituntut untuk dapat belajar mandiri di rumah tentunya tetap dengan bimbingan guru atau dosen meskipun melalui media online. Berkuliah tanpa bertemu teman-teman perkuliahan menjadi tantangan tersendiri bagi mahasiswa. Kejenuhan dalam berkuliah mulai terlihat setelah sekian lama kuliah jarak jauh apalagi mahasiswa tersebut berada di tingkat akhir. Fenomena tersebut biasa disebut sebagai demotivasi.

Demotivasi adalah perasaan seseorang  dimana ia merasa jenuh, lelah, hilang semangat, bahkan dapat menyerah dalam mancapai suatu tujuannya. Terkadang mahasiswa tidak sadar bahwa ia sedang dalam fase demotivasi. Namun, hal tersebut dapat terlihat dari tingkah lakunya, seperti malas mengerjakan tugas akhir, malas belajar, bahkan hingga berprinsip "yang penting lulus" sehingga tidak ada usaha lebih dalam menjalani aktivitasnya. Mahasiswa tersebut cenderung mengurung diri di kamarnya, fokus pada handphone-nya, dan mengabaikan interaksi di luar.

Terdapat banyak faktor yang dapat menyebabkan demotivasi mahasiswa tingkat akhir. Di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Lupa akan hasil yang dapat diraih

Seringkali mahasiswa tingkat akhir kehilangan semangat karena merasa sudah di tingkat akhir sehingga sebentar lagi lulus kuliah. Padahal untuk mencapai hal tersebut masih ada tugas akhir yang harus dikerjakan dengan penuh perjuangan, bahkan apabila bertemu dengan dosen pembimbing dengan segala revisiannya. Tentu dalam menjalaninya harus penuh dengan semangat dan kerja keras agar tidak mencapai tingkat stress yang berlebihan. Apabila mahasiswa dapat mengelola stress dengan baik, segalanya akan terasa lebih mudah untuk diraih.

2. Takut akan kegagalan

Mindset seseorang dalam melakukan sesuatu sangat mempengaruhi hasil yang akan diraih. Seringkali mahasiswa terlalu takut apabila hal yang dilakukan tidak sesuai dengan ekspektasinya. Ia takut hal yang dikerjakan tidak sesuai dengan keinginan dosen. Padahal mahasiswa masih dalam proses belajar yang tak luput dari kesalahan dan kegagalan. Proses tersebut pasti ada lika likunya dan tidak berjalan mulus. Mahasiswa yang terlalu takut dapat kehilangan semangatnya bahkan dapat menyerah. Percayalah bahwa kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda. Teruslah semangat dan selalu berusaha yang terbaik demi mencapai kesuksesan yang kita inginkan.

3. Target tidak realistis

Semua orang pasti mempunyai target yang tinggi begitu pula mahasiswa. Misalnya mempunyai target mempunyai IPK 4.0 (cumlaude), tetapi tidak dibarengi dengan usaha belajar giat. Hal tersebut bisa saja terjadi apabila memang mahasiswa tersebut sangat jenius sehingga dapat memungkinkan memperoleh cumlaude tanpa usaha yang keras. Namun apabila mahasiswa tersebut biasa saja dengan keterbatasan yang ada mengharuskan ia untuk berusaha lebih giat dan terus semangat agar target yang diimpikan realistis. Hal yang tidak realistis justru akan menimbulkan stress yang dapat memicu demotivasi.

4. Terlalu berfokus pada satu hal

Berfokus pada satu hal saja sehingga mengabaikan hal lain dapat menghilangkan semangat dalam menjalani hal lain tersebut. Mahasiswa seringkali menyepelekan, bersantai, bermalas-malasan terhadap hal yang ia anggap kurang penting. Ia lebih suka berada di dalam zona nyamannya sehingga malas untuk mengembangkan diri untuk mencoba hal lain.

5. Membandingkan diri dengan orang lain

Terlalu membandingkan diri dengan orang lain yang lebih sukses, lebih lancar, dan lebih baik dibanding diri sendiri dapat menyebabkan stress. Hal tersebut dapat menyebabkan berkurangnya tingkat percaya diri sehingga dapat menghilangkan semangat. Mahasiswa seringkali membandingkan nilai matkul tiap mahasiswa sehingga menimbulkan rasa insecure apabila nilainya lebih rendah. Padahal masih banyak aspek lain yang dapat dibandingkan selain nilai yang bisa saja mahasiswa tersebut lebih unggul dari yang lain. Setiap mahasiswa pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing tergantung dari mana kita melihatnya.

Semua masalah tentu ada solusinya. Untuk mengatasi masalah demotivasi tersebut terdapat cara-cara, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Self healing

Dalam bahasa sekarang sering digunakan istilah self healing. Self healing berarti proses penyembuhan luka diri dari luka batin atau mental seperti trauma, pengalaman buruk dan lainnya yang telah terjadi di masa lalu. Pengalaman buruk mahasiswa dapat menyebabkan demotivasi, sehingga diperlukan penyembuhan diri agar dapat melupakan pengalaman buruk tersebut dan fokus terhadap target yang akan diraihnya. Mahasiswa dapat berlibur dengan teman-teman ke tempat-tempat yang tenang dan menyenangkan sehingga pengalaman buruk tersebut dapat terlupakan. Berlibur setelah ujian sangat diperlukan bagi mahasiswa mengingat ujian tersebut sangat menguras waktu dan pikiran yang tentunya menyebabkan stress pada mahasiswa sehingga untuk me-refresh kembali pikiran dapat dilakukan dengan berlibur.

2. Self rewarding

Menghargai diri sendiri merupakan kunci utama untuk tidak stress. Sekecil apapun hasil yang diraih harus dihargai dan diapresiasi. Apapun capaiannya, itu merupakan hasil dari kerja keras diri sendiri yang patut untuk diapresiasi. Apabila tidak menghargai diri sendiri, maka akan selalu ada kekurangan dalam diri yang tidak akan ada habisnya.

3. Olahraga

Selain kesehatan mental, kesehatan fisik juga harus diperhatikan. Dengan kesehatan fisik yang baik, kesehatan mental pun akan mengikuti. Olahraga dapat mengurangi tingkat stress, apalagi setelah seharian berkuliah di kamar saja dan hanya menatap laptop masing-masing dengan durasi yang tidak sebentar.

4. Istirahat yang cukup

Dengan istirahat yang cukup, pikiran akan lebih siap dalam menghadapi kegiatan yang akan dilakukan. Kurang istirahat dapat menyebabkan lesu yang mengakibatkan berkurangnya semangat dalam menjalani aktivitas. Tubuh bukanlah mesin yang dapat beroperasi selama 24 jam terus menerus. Dibutuhkan istirahat yang cukup untuk menjaga tubuh agar tidak rusak. Tubuh yang terlalu dipaksakan untuk terus berkerja dengan sedikit istirahat cenderung akan kehilangan semangatnya.

5. Pola makan sehat dan teratur

Makanan merupakan sumber tenaga tubuh. Dengan makanan yang sehat tubuh akan lebih kuat dalam menjalani aktivitas keseharian. Keteraturan dalam makan juga dapat menjaga stamina tubuh agar tetap fit setelah seharian berkuliah. Dilansir dari web Klikdokter, dalam suatu penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara stress dan pola makan. Penelitian tersebut menyatakan bahwa seseorang yang merasa cemas dan stress cenderung mencari solusi untuk melupakan masalahnya, dan makan adalah pilihan yang populer.

Masih banyak solusi lain yang dapat mengatasi demotivasi mahasiswa. Mahasiswa lebih mengetahui bagaimana kondisi mental masing-masing, sehingga ia dapat lebih paham mengenai solusi yang tepat untuk mengatasi masalahnya sendiri dengan cara masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun