Secara Etimologi kata “Etika” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu Ethos dan Ethikos. Ethos berarti sifat, watak kebiasaaan. Sementara Ethikos berarti susila, keadaban, kelakuan dan perbuatan yang baik. Sedangkan dalam bahasa arab kata etika dikenal dengan akhlak yang artinya budi pekerti.
Setiap step berkembangnya zaman, maka akan terjadi pula perubahan dalam perkembangan setiap generasi. Tidak hanya dalam perkembangan meluasnya ilmu pengetahuan dan teknologi saja, namun berlaku juga pada etika setiap generasi termasuk pada penerus generasi yang masih dalam fase remaja. Perkembangan juga tidak selalu berdampak positif namun juga bisa berdampak negatif.
Dahulu Indonesia di kenal sebagai negara yang ramah, penduduknya penuh etika dan sopan santun. Masyarakat masih menjunjung tinggi tata krama dalam pergaulan. Seperti ketika anak bersikap kepada orang yang lebih tua maupun hubungan antar teman. Tetapi kini, moral atau perilaku anak remaja di Indonesia sangat memprihatinkan. Banyak sekali perilaku-perilaku menyimpang yang kian marak terjadi di Indonesia. Penyimpangan-penyimpangan tersebut sebagian besar dilakukan atau dialami oleh anak remaja.
Kita tau bahwa fase remaja masih di anggap sebagai proses pendewasaan, terkadang dalam proses ini remaja sangat mudah terpengaruh oleh perubahan zaman.
Adapun faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang remaja atau biasa kita kenal dengan kenakalan remaja.
-Pengaruh Budaya Luar
dengan masuknya budaya-budaya asing, bangsa kita khususnya kaum remaja cenderung meniru gaya dan trend yang terjadi pada budaya-budaya asing tersebut. Contohnya saat ini, lagi maraknya tren-tren boy/girl band kpop. Oleh karena itu banyak kaum remaja yang melakukan segala cara untuk mengikuti gaya mereka, yang menyebabkan menurunkan moral remaja di Indonesia.
- Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Terjadinya krisis moral karena remaja gagal mencapai integrasi kedua.
- Kontrol Diri yang Lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku yang tidak terpuji. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
- Pengaruh lingkungan dan Media Massa
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang dapat disebabkan karena terpengaruh oleh lingkungan, baik internal maupun eksternal. Pengaruh lingkungan yang paling memiliki peran besar adalah keluarga. Tidak sedikit remaja yang nakal berasal dari keluarga broken, sehingga keluarga menjadi peran sangat penting dalam menumbuhkan sikap dan kepribadian anak. Tidak hanya keluarga, lingkungan tetangga yang mengalami broken juga mampu mempengaruhi pola pikir seseorang. Lingkungan teman juga mampu mempengaruhi pola pikir seseorang, berteman dengan teman yang buruk dapat memberikan pengaruhi yang buruk.
Media massa juga termasuk tempat mudahnya seseorang terhubung dengan orang lain. Informasi yang awalnya tidak tau menjadi tau, bahkan banyak pengetahuan yang seharusnya tidak boleh diketahui pada usia tertentu.
- Dorongan Kebutuhan Ekonomi
Perilaku menyimpang yang terjadi karena adanya dorongan kebutuhan ekonomi.