Mohon tunggu...
Hanifah NurulHayati
Hanifah NurulHayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi memasak dan mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Vokasional untuk Anak Berkebutuhan Khusus di SD Negeri Wirosaban

4 Juni 2024   14:35 Diperbarui: 4 Juni 2024   15:04 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pembuatan Cilok/dokpri

Sekelompok peserta didik berkebutuhan khusus di Sekolah Inklusi Sekolah Dasar Negeri Wirosaban menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk mengembangkan jiwa wirausaha. Dengan bimbingan guru dan dukungan orang tua, mereka berhasil memproduksi dan menjual cilok, jajanan tradisional khas Jawa Barat, yang kini menjadi favorit di lingkungan sekolah dan masayrakat.

Mengasah Keterampilan dan Kreativitas

Kegiatan  vokasional ini diadakan satu kali dalam satu semester. Kamis pagi, sebelas anak berkebutuhan khusus berkumpul di dapur sekolah untuk belajar membuat cilok. Kegiatan ini bukan hanya untuk mengasah keterampilan memasak, tetapi juga untuk melatih mereka bekerja sama dalam tim, berkomunikasi, dan mengelola keuangan.

"Kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemandirian, bekal untuk masa depan, mampu menggunakan alat dpaur secara mandiri, dan memberi mereka kesempatan untuk belajar mandiri," ujar Ibu Fatin, salah satu guru pendamping khusus di SD Negeri Wirosaban. "Mereka belajar dari awal, mulai dari kontrak belajar, aturan selama kegiatan, persiapan kegiatan, pembagian tugas, memasak, menjual, menghitung laba, dan melakukan refleksi kegiatan."


Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari, hari pertama persiapan, kemudian pelaksanaan, dan hari ketiga refleksi. Tahap kegiatan persiapan, peserta didik dikumpulkan di ruang perpustakaan. Hari pertama ini, peserta didik diberikan pengarahan, kontrak belajar, penyampaian tujuan kegiatan, alur kegiatan, dan persiapan serta pembagian tugas.

Pada pertemuan kedua, peserta didik langsung diarahkan ke dapur sekolah untuk melaksanakan pembuatan cilok. Peserta didik didampingi oleh guru pendamping khusus (GPK) dan beberapa guru. Peserta didik menyiapakn alat dan bahan yang dibutuhkan. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk membaca langkah proses memasak dan bahan yang dibutuhkan. 

Kegiatan ini mengintegrasikan literasi membaca bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Setelah itu peserta didik melakukan kegiatan memasak. Setelah selesai memasak pesrta didik menjual hasil masakannya ke seluruh warga sekolah.

Pertemuan hari ketiga, peserta didik dikumpulkan di ruang aula atas untuk melaksanakan tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya. Pada pertemuan ini, dilaksanakan refleksi dan tindak lanjut kegiatan. Peserta didik bersama guru pendamping khusus bertanya jawab mengenai perasaan dan keterlibatan peserta didik selama kegiatan. Selain itu, meeka juga menghitung dan membagi hasil penjualannya dengan dibimbing guru pendamping khusus.

Kegiatan Refleksi dan Bagi Hasil/dokpri
Kegiatan Refleksi dan Bagi Hasil/dokpri

Dukungan Penuh dari Orang Tua dan Guru

Keterlibatan orang tua dalam program ini sangat penting. Mereka tidak hanya mendukung dari sisi moral, tetapi juga membantu memberikan pemahaman di rumah mengenai kegiatan ini. Pihak sekolah juga memberikan fasilitas kegiatan yang melatih kemandirian dan menyiapkan peserta didik untuk masa depannya.

"Kegiatan ini dilakukan secara rutin setiap satu semester sekali, kami memasukkan kegiatan ini dalam kurikulum sekolah khusus bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus. " ujar Ibu Fatin, salah satu guru pendamping khusus.


Menumbuhkan Jiwa Wirausaha Sejak Dini

Hasil penjualan cilok digunakan untuk membeli bahan baku dan sebagian disisihkan sebagai tabungan anak-anak. Mereka juga diajarkan cara mengelola uang hasil penjualan, yang menjadi dasar penting dalam menumbuhkan jiwa wirausaha.

"Mereka belajar bahwa kerja keras dan kreativitas bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat," tambah Ibu Fatin. "Kami berharap ini bisa menjadi bekal mereka di masa depan, apapun jalan yang mereka pilih."


Merefleksikan Kegiatan Memasak

Peserta didik diminta untuk menyampaikan perasaan dan keterlibatannya selama kegiatan mualai dari persiapan sampai pelaksanaan. Guru pendamping khusus bersama peserta didik berbagi pengalaman mereka.

"Saya merasa sangat senang bias memasak bersama dengan teman-teman yang lain." Ujar Mizu salah satu peserta didik.

"Saya senang sekali bis memasak dan menjual ke tema-teman sekolah. Kegiatan ini sangat seur sekali dan aku mau meakukannya lagi." Kata Micelle salah satu peserat didik.

Peserta didik menyampaikan perasaannya masing-masing secara bergantian.

"Kegiatan refleksi dan tindak lanjut kami lakukan guna mengetahui bagaimana perasaan peserta didik dan tindakan selanjutnya yang akan kami rencanakan," ungkap Ibu Fatin.

Selain merefleksikan kegiatan mereka juga melakukan penghitungan hasil penjualan dengan pendampingan guru. Hal ini, selain menghitung keuntungan sebagi wirausaha juga mengintegrasikan materi matematika yaitu penjumlahan dan pengurangan. Setelah selesai menghitung hasil penjualan, mereka membagi hasil penjualan secara merata untuk disimpan masing-masing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun