Judul : Rich Dad Poor Dad
Penulis : Robert T. Kiyosaki
Alih Bahasa : J. Dwi Helly Purnomo
Penerbit : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Ke-13
Tahun Terbit : 2003
Tempat Terbit : Jakarta
Tebal buku : 238 halaman
Di era informasi ini, perubahan dapat terjadi dengan cepat, dan buku ini menjelaskan mengenai pentingnya melek keuangan untuk dapat bertahan di dalamnya. Buku ini ditulis oleh Robert T. Kiyosaki yang merupakan pria berkebangsaaan Amerika Serikat lahir pada tanggal 8 April 1947 adalah seorang entrepreneur, financial planner, investor, dan writer. Buku ini menjadi sangat populer karena dapat mengarahkan anda untuk mencapai financial freedom dengan cara:
- Mempelajari cara kerja uang
- Mengurus bisnis sendiri
- Membeli aset, bukan liabilitas
Dalam buku ini, beliau menceritakan mengenai perbedaan pola pikir mengenai uang di antara kedua ayahnya. Ayah yang miskin dan ayah yang kaya. Ayah yang miskin adalah ayah kandungnya yang berpendidikan tinggi, pandai, bergelar Ph.D., dan bekerja untuk pemerintah. Sedangkan ayah yang kaya adalah ayah dari teman baiknya yang tidak pernah menyelesaikan pendidikannya di jenjang SMP, namun dapat menjadi salah satu orang kaya dengan profesi sebagai entrepreneur. Berikut ini adalah beberapa perbedaan gagasan mengenai uang yang membuat ayah miskin tetap hidup pas-pasan dan ayah kaya semakin kaya:
- Ayah miskin meyakini, “Rumah kita adalah investasi terbesar kita dan aset terbesar kita.” Sedangkan ayah kaya meyakini, “Rumah saya adalah liabilitas, dan kalau rumahmu adalah investasi terbesarmu, kau ada dalam masalah.”
- Ayah miskin berkata, “Cinta akan uang adalah akar segala kejahatan.” Sedangkan ayah kaya berkata “Kekurangan uang adalah akar segala kejahatan.”
- Ayah miskin berkata, “Dalam hal uang, bermainlah secara aman. Jangan mengambil risiko.” Sedangkan ayah kaya berkata, “Belajarlah mengelola risiko.”
- Ayah miskin berkata, “Saya tidak mampu membelinya.” Sedangkan ayah kaya berkata “Bagaimana saya membelinya?”
- Ayah miskin berkata, “Alasan ayah tidak kaya adalah karena ayah memilikimu, Nak.” Sedangkan ayah kaya berkata, “Alasan ayah harus kaya adalah karena ayah memilikimu, Nak.”
- Ayah miskin merekomendasikan, “Belajarlah yang giat agar kamu bisa menemukan perusahaan yang bagus sebagi tempat kerja.” Sedangkan ayah miskin merekomendasikan, “Belajarlah yang giat agar kamu bisa menemukan perusahaan yang bagus untuk kamu beli.”
Di dalam buku ini, Robert menjelaskan bahwa terdapat enam pelajaran pokok yang diajarkan oleh ayah yang kaya untuk mencapai kebebasan finansial, yaitu:
- Orang Kaya Tidak Bekerja untuk Uang
Seringkali orang miskin dan kalangan menengah terlalu fokus bekerja keras untuk membayar tagihan, sehingga mereka hanya menghasilkan uang yang bersumber dari penghasilan utama mereka. Berbeda dari kebanyakan orang, orang kaya lebih cenderung berfokus untuk membangun aset yang nantinya aset tersebut dapat menghasilkan uang dengan sendirinya, untuk mereka. Orag kaya benar-benar menghasilkan uang melalui keitraan atau aset mereka. - Mengapa Mengajarkan Melek Keuangan ?
Pada pelajaran kedua ini, anda akan diajarkan untuk membedakan aset dengan liabilitas. Aset merupakan hal yang akan menghasilkan uang dengan sendirinya secara terus menerus untuk anda, aset terdiri dari real estat yang disewakan, saham, obligasi, reksadana, dll. Sedangkan liabilitas adalah kebalikan dari aset yang merupakan sesuatu yang dimiliki. Liabilitas adalah hutang yang harus dilunasi, contohnya adalah hipotek, pinjaman konsumsi, tagihan kartu kredit, dll. Anda juga akan diajarkan bagaimana cara mengelola keuangan arus kas yang baik, yaitu dengan langsung mengalokasikan penghasilan anda ke dalam kolom aset. - Uruslah Bisnis Anda Sendiri
Mayoritas orang lebih cenderung untuk mengurusi bisnis orang lain dengan cara bekerja kepada orang lain, dan melupakan untuk mengurus bisnis mereka sendiri. Untuk memperoleh kebebasan finansial, seseorang harus membangun dan menjaga kolom aset mereka. Ketika ada uang masuk ke dalam kolom aset, maka uang tersebut harus dipertahankan agar tidak keluar lagi. Karena biasanya, yang sulit adalah menjaga uang tetap berada di kolom aset, bukan memperolehnya. - Sejarah Pajak dan Kekuatan Korporasi
Seringkali, anda melupakan bahwa pengetahuan adalah kekuatan. Orang yang memiliki pengetahuan lebih, akan memiliki peluang yang juga lebih banyak. Hal ini dikarenakan mereka yang berpengetahuan tinggi, khususnya dalam bidang finansial dan hukum, dapat melakukan perencanaan pajak secara legal. Dengan itu, mereka yang melakukan bisnis cenderung membayar pajak lebih sedikit dibandingkan mereka yang bekerja di suatu tempat. - Orang Kaya Menciptakan Uang
Hal lain yang membedakan antara orang kaya dengan orang miskin dan kalangan menengah adalah bahwa orang kaya lebih banyak meluangkan waktu untuk mengembangkan kecerdasan finansial mereka, sedangkan orang miskin dan menengah cenderung bekerja keras. Tentu saja, hal ini akan berimbas langsung terhadap banyaknya pajak yang harus dibayar. Orang miskin membayar pajak lebih banyak daripada orang kaya. Orang kaya menciptakan uang dengan membangun bisnis serta membeli aset yang nantinya akan memberikan penghasilan pasif. Itulah perbedaan yang mencolok antara orang miskin dan menengah. - Bekerja untuk Belajar Jangan Bekerja untuk Uang
Orang kaya biasanya akan bekerja untuk belajar lebih. Salah satu contohnya adalah, mereka belajar mengenai sistem perusahaan yang dimilikinya. Fokus utama mereka dalam bekerja adalah untuk mendapatkan ilmu yang nantinya dapat diaplikasikan untuk bisnisnya yang mendatang. Dengan memliki pola pikir yang seperti ini, orang kaya dapat terus berkembang menjadi lebih kaya lagi.