Mohon tunggu...
Hanifa
Hanifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya adalah Mahasiswi Universitas Pamulang prodi sastra indonesia,Dalam mengisi waktu luang sayang mengikuti sebuah organisasi yang bertama teater patri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan Sastra Populer dengan Sastra Serius

1 Juli 2024   21:38 Diperbarui: 1 Juli 2024   21:55 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak dari kalian yang belum tahu apa pperbedaan nya sastra populer dengan sastra serius,pada kesempatakan kali ini saya akan sedikit menjelaskan perbedaan sastra populer dengan sastra serius dalam novel. Perbandingan sastra serius dengan sastra populer dalam novel, sebagai salah satu bentuk karya sastra yang paling digemari, hadir dalam berbagai genre dan aliran termasuk sastra populer dengan sastra serius. Keduanya memiliki ciri khas dan tujuannya namun tidak jarang juga terdapat satu terhubungan antara keduanya.

Sastra Populer,novel sastra populer umumnya lebih fokus pada menghibur dan menyenangkan pembacanya. Cerita yang ringan,mudah dipahami dan penuh dengan konflik menjadi ciri khasnya. Tema yang diangkat pun umumnya seputar kehidupan sehari-hari,percintaan,persahabatan dan keluarga. Contoh novel populer yaitu,"Ayat-ayat" karya Habiburrahman El Shirazy  cinta siapa sih yang engga tahu dengan novel ini? novel ini juga sudah menjadi flim dan sudah sering banget ditonton banyak orang. Novel "Ayat-Ayat Cinta" mengisahkan kehidupan mahasiswa Indonesia di negara Mesir yang bernama Fahri. Dia mengambil perkuliahan di Universitas Al Azhar, Kota Kairo. 

Fahri dikenal sederhana, memiliki akhlak yang baik, dan taat dengan ajaran Islam. Ketaatannya itu cukup terlihat pada perilakunya. Bahkan, saat Fahri harus berinteraksi dengan lawan jenis, dia sangat menjaga diri karena berstatus bukan mahram. Dia juga memiliki tetangga beragama Kristen Koptik yang taat bernama Maria. Hingga suatu hari, Fahri menikah dengan muslimah asal Turki bernama Aisha melalui cara Islami. Dia mengenalnya melalui proses ta'aruf. Dan, setelah menikah, kehidupan Fahri menjadi terangkat. Fahri berasal dar keluarga biasa yang bisa menuntut ilmu ke Kairo setelah keluarganya menjual sawah warisan keluarga satu-satunya. 

Setelah menikah, Fahri berada dalam kehidupan mewah karena Aisha adalah anak dari pemilik perusahaan besar dengan laba milyaran per bulannya. Dia kini tinggal di apartemen elit di Kairo. Di samping itu, dia memiliki istri cantik, salihah, dan kaya. Namun, semua kemewahan itu tidak mengubah perilaku Fahri yang punya akhlak baik. Suatu hari, Fahri mesti mendekam di penjara. Dia difitnah telah memperkosa wanita yang sama sekali tidak pernah dilakukannya. Fahri tetap bersabar sembari mencari solusi dengan bermunajat pada Tuhannya melalui ibadah di dalam penjara.Akhirnya, sebuah jalan keluar datang dan membuat Fahri terbebas dari hukuman. Orang-orang yang tadinya memberikan kesaksian palsu, bersedia mengungkap fakta yang sebenarnya.

Sastra Serius,novel sastra serius disisi lain lebih fokus menghadirkancerita yang kompleks dan kaya akan makna. Penulisnyanya tidak hanya bertujuan untuk menghibur akan tetapi juga untuk mengajak pembaca merenungkan berbagai aspek kehidupan,mulai dari sosial,politik,hingga filosofis. Contoh novel sastra serius yaitu "Bumi Manusia" karya Pramoedya Ananta Toer  Bumi Manusia mengikuti kehidupan Minke, siswa HBS atau sekolah menengah atas dengan pengantar bahasa Belanda. Minke---yang merupakan satu-satunya orang Indonesia di antara siswa Belanda---mendapat kesempatan dari pemerintah kolonial untuk bersekolah di sana karena ia keturunan priayi. 

Pada konteks masyarakat kala itu, golongan priayi tinggi diberi hak istimewa untuk menduduki karier yang terhormat, selama ia patuh pada tuntutan sistem yang ada. Sistem yang dimaksud adalah berperilaku dengan mengikuti kebudayaan priayi dan tunduk pada kemauan penguasa kolonial, yang memanfaatkan golongan priayi untuk mengukuhkan kekuasaan. Dalam novel ini, Pram mengisahkan pula jalinan cinta Minke dengan Annelies, putri Herman Mellema dengan Nyai Ontosuroh, dan akhirnya menikahinya. 

Hubungan ini pula yang membawanya pada petualangan yang "menggugah", dan menjadi bumbu pelengkap dalam kisah Minke. Minke tergambar sebagai "sosok pribumi" penuh privilese, cerdas, dan liyan daripada golongannya. Tulisan-tulisan Minke dalam majalah berbahasa Belanda misalnya, membuat Asisten Residen mengundangnya sebagai tamu kehormatan, bahkan kemudian menjadikannya sahabat keluarga. Namun, kehidupan penuh privilese ini justru secara berangsur membuatnya tersadar, bahwa dirinya berada dalam masyarakat rasialis. Ia menemukan pula bahwa sistem etis sekalipun, tidak dapat menerima masyarakat bangsanya.

Kesimpulan nya novel sastra populer atau pun sastra serius adalah dua genre yang saling melengkapi dalam dunia novel. Keduanya menawarkan pengalaman baru untuk para pembaca yang ingin membaca novel yang berbeda,namun sama-sama memeiliki nilai dan pesonanya masing-masing

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun