Mohon tunggu...
Hanifa RaihanNoorDini
Hanifa RaihanNoorDini Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MALANG

Bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kegiatan Rutin Mingguan Tahlilan di Desa Sukodadi, Wagir Kabupaten Malang Merajut Kebersamaan dan Meningkatkan spiritualitas Bersama

22 Desember 2024   20:02 Diperbarui: 22 Desember 2024   20:02 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ibu-ibu tahlilan

Kegiatan tahlilan rutinan tiap minggu di Desa Sukodadi, Wagir, Kabupate Malang. Setiap minggu sore, warga Desa Sukodadi berkumpul di salah satu rumah warga yang secara bergilir menjadi tuan rumah. Kegiatan tahlilan ini dimulai dengan pembacaan asmaul husna, pembacaan tahlil  dan dzikir, dilanjutkan dengan pembacaan doa. Mayoritas dari kalangan ibu-ibu dan nenek-nenek. Menurut Bu Nur, selaku ketua muslimat, tahlilan ini telah menjadi tradisi turun-temurun yang tak pernah terputus. "Kegiatan ini bukan hanya untuk berdoa bagi keluarga yang telah meninggal, tetapi juga menjadi momen berbagi cerita, saling mendukung, dan menjaga kekompakan masyarakat desa," ujar Bu Nur. 

Selain sebagai kegiatan sosial, tahlilan juga menjadi sarana untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan tahlilan dapat menekankan pentingnya menjaga tradisi ini di tengah era globalisasi. Dengan tahlilan, kita tidak hanya mendoakan para leluhur, tetapi juga mempertebal iman dan takwa kepada Allah SWT. Tahlilan juga memiliki dimensi sosial yang kuat. Setelah doa bersama, biasanya acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan menikmati suguhan sederhana yang disiapkan tuan rumah. Momen ini sering dimanfaatkan oleh warga untuk berbagi informasi, arisan, atau sekadar bercanda tawa yang menguatkan ikatan persaudaraan.

Kegiatan rutin tahlilan di Desa Sukodadi adalah bukti bahwa tradisi lokal memiliki peran penting dalam menjaga harmoni sosial dan spiritual masyarakat. Dengan menjaga tradisi ini, masyarakat Desa Sukodadi tidak hanya melestarikan warisan leluhur, tetapi juga memperkuat jalinan kebersamaan yang menjadi fondasi kehidupan bermasyarakat.

Di era modern seperti sekarang, tradisi seperti tahlilan tidak hanya relevan, tetapi juga menjadi oase yang menenangkan di tengah derasnya arus individualisme. Semangat kebersamaan dan nilai spiritual yang ditanamkan melalui tahlilan menjadi teladan bahwa harmoni dan solidaritas adalah kunci dari kehidupan yang bermakna.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun