Tegal (17/01/2022) -- Petugas Kebersihan Taman yang bekerja di RSUD Kardinah kota tegal, dalam pemeliharaan tanaman dan pohon yang ada diwilayah rumah sakit melakukan perambasan atau penebangan cabang pohon,hal ini yang kemudian menjadi limbah tanaman yang berupa daun dan ranting.Â
Biasanya limbah tanaman tersebut langsung dibuang karena kurangnya pengetahuan akan pengelolaan limbah tersebut. Pembuangan limbah tanaman ini dapat menyebabkan bertambahnya volume dan berat sampah, padahal sampah tersebut masih bisa di olah kembali dan limbah-limbah tersebut dapat menghasilkan suatu produk yang memiliki manfaat.Â
Hal ini tentunya dapat menjadi kegiatan positif untuk program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh Hanif Asshidiqi mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro.Â
"Untuk memanfaatkan limbah tanaman  tersebut maka diakukan edukasi pembuatan pupuk kompos kepada petugas kebersihan taman di RSUD Kardinah Kota Tegal." Tegasnya. Kegiatan edukasi tersebut dilaksanakan pada hari Senin, 17 Januari 2022.
Hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik atau anaerobik adalah pengertian kompos yang disampaikan saat sosialisasi berlangsung.Â
Tidak hanya pengertian kompos, pemahaman tentang proses pembuatan kompos yakni proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi juga disampaikan pada kegiatan tersbut.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses dekomposisi bahan organik agar dapat diuraikan lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan, pemberian air yang cukup, mengatur udara dengan dibolak balik dan penambahan bahan activator supaya proses dekomposisi bisa berjalan lebih cepat dan efektif.
Tahap pembuatan kompos yang pertama yakni dengan memilah sampah organik dengan sampah anorganik, proses ini menentukan keberhasilan proses berikutnya, sehingga diperlukan ketelitian dalam memilah. Setelah sampah organiki terpilah, potong-potong/cacah untuk memperkecil ukuran sampah tersebut dan disusun menjadi berlapis-lapis, pada tiap lapisan diberi rongga dengan bambu atau pipa yang berfungsi untuk sirkulasi udara.
Setelah lapisan tersebut didiamkan beberapa hari, aduk lapisan tersebut untuk membuang panas yang berlebihan, dan sirkulasi udara segar ke dalam lapisan bahan kompos, gunanya untuk meratakan proses penguraian di setiap lapisan, meratakan penyerapan air, serta membantu menghancurkan bahan menjadi partikel kecil-kecil.Â
Proses ini dilakukan saat bahan baku dan lapisan yang terlalu kering, untuk memantau pembuatan kompos pada tahap ini dapat dilakukan dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukkan. Apabila pada saat digenggam dan diperas tidak mengeluarkan air, maka lapisan itu perlu ditambah air, sedangkan sebelum diperas sudah keluar air, maka lapisan terlalu basah, oleh karena itu perlu diaduk-aduk.