Mohon tunggu...
Haniefah Astriani
Haniefah Astriani Mohon Tunggu... Freelancer - Sky Watcher

Jangan mengharapkan kehidupan yang lebih bahagia, cukup hiduplah dengan bahagia.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Langkah Kecil Perempuan untuk Mendukung Net-Zero Emissions

23 Oktober 2021   07:00 Diperbarui: 23 Oktober 2021   07:09 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.indoindians.com/

Net-Zero Emission (NZE) atau nol bersih emisi terus digaungkan sebagai mitigasi perubahan iklim yang semakin terasa akhir-akhir ini. Pemerintah Indonesia menargetkan NZE selambat-lambatnya terealisasi pada tahun 2060. Beberapa usaha dilakukan untuk mengurangi produksi karbon dalam berbagai sektor seperti efisiensi energi, pengembangan energi terbarukan (EBT), Penerapan Standar Kinerja Energi Minimum (SKEM), dan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Emisi karbon sendiri merupakan gas yang dihasilkan dari pembakaran senyawa yang mengandung karbon. Jika kita tidak mendukung target ini, maka dampak perubahan iklim akan semakin terasa dan berdampak luas bagi masyarakat. Berikut adalah beberapa langkah kecil yang bisa dilakukan perempuan untuk mendukung Net-Zero Emission:

1. Mengurangi Penggunaan Pembalut Sekali Pakai

Seringnya pembalut sekali pakai akan berakhir di TPA, menghasilkan gas metana, dan berakibat pada pencemaran lingkungan. Kita tahu bahwa gas metana adalah salah satu unsur yang menyebabkan kenaikan temperatur di muka bumi. Selain itu, kandungan pemutih pada pembalut sekali pakai bisa mencemari air dan tanah.

Sekarang coba kita simulasikan jika perempuan menstruasi dan mengganti pembalut setiap 6 jam sekali, satu hari kita membutuhkan 4 pembalut. Kemudian dikali jumlah hari menstruasi 7 hari (waktu rata-rata). Dalam sebulan kita membuang 28 pembalut. Jumlah perempuan di Indonesia adalah 133,54 juta berdasarkan sensus penduduk tahun 2020. Kita misalkan perempuan mulai menstruasi mulai usia 10 tahun dan berhenti pada usia 50 tahun, maka hasil perhitungan Saya, jumlah penduduk perempuan di Indonesia usia 10 – 50 tahun sekitar 83,6 juta (berdasarkan perhitungan data sensus tahun 2020 di www.bps.go.id). Sungguh tidak terbayangkan berapa jumlah sampah pembalut yang akan dihasilkan dari 83,6 juta perempuan setiap harinya saat menstruasi. Miris.

Mengurangi menggunakan pembalut sekali pakai adalah langkah sederhana namun besar yang bisa mendukung Net-Zero Emissions oleh perempuan. Kita bisa beralih ke menstrual pads atau menstrual cup. Jangan malas untuk mencuci dan membersihkannya! Tenaga lebih yang kita keluarkan untuk mencuci justru sangat berdampak bagi lingkungan lhoo. Selain itu, menstrual pads/ menstrual cup bisa bertahan hingga lebih dari 5 tahun sehingga kita bisa lebih hemat.

https://www.beautynesia.id/
https://www.beautynesia.id/

2. Mengurangi Kapas Sekali Pakai dan Tisu Basah

Perempuan tentu tidak asing dengan penggunaan kapas kan untuk perawatan wajahnya? Mungkin hukum penggunaan kapas bagi perempuan mulai dari remaja hingga tua adalah wajib. Setelah selesai bepergian wajah akan terasa kotor dan perlu dibersihkan. Ada juga yang menggunakan tisu basah untuk membersihkan wajah dari sisa make up dan kotoran. Tisu dan kapas yang telah digunakan tentu akan berakhir di tempat sampah dan akan berdampak buruk bagi lingkungan.

Menurut FDA, tisu basah adalah kombinasi dari polyester, polipropilen, kapas, serat rayon, dan bahan lain yang sulit terurai. The Guardian pun menganggap tisu basah sebagai musuh terbesar bagi lingkungan hidup pada tahun 2015. Dengan berhenti menggunakan kapas sekali pakai dan tisu basah, kita akan berkontribusi mengurangi penebangan pohon dan mengurangi jumlah sampah di bumi ini. Langkah ini akan mengurangi jumlah emisi bukan? Apalagi Saat ini sudah mulai banyak diproduksi reusable cotton pads yang bisa dicuci dan digunakan berulang kali.

https://www.ubuy.co.id/
https://www.ubuy.co.id/

3. Mengurangi Penggunaan Sheet Mask

Sheet mask adalah masker yang sedang popular saat ini. Sheet mask adalah masker yang hanya digunakan sekali pakai saja, dan setelah dipakai tentu harus dibuang yang artinya kita menyumbang satu sampah. Walaupun sheet mask terbuat dari bahan seperti kapas, rami, dan bambu yang tergolong mudah terurai, namun saat bercampur dengan essence akan menjadi sulit didaur ulang karena sudah bercampur dengan bahan-bahan kimia. Sebagai perempuan kita harus lebih bijak dalam memilih masker, bisa pilih varian clay mask atau peel off mask.

https://asset.kompas.com/
https://asset.kompas.com/

4. Tidak Langsung Membuang Kemasan/ Botol Skincare

Skincare sekarang sudah menjadi hal yang wajib ya dear bagi perempuan. Apalagi sekarang sudah banyak produsen menciptakan produk-produk yang bermanfaat untuk perawatan wajah kita. Tapi produk tersebut tentu menghasilkan sampah botol dan kemasan. Kumpulkan dulu botol-botol skincaremu. Jangan langsung dibuang! Membuang kemasan skincare sembarangan membuat penumpukan jenis sampah anorganik dan jika bercampur dengan material lain akan menimbulkan gas rumah kaca yang berdampak pada iklim. Sekarang beberapa brand kecantikan sudah memiliki program daur ulang kemasan seperti The Body Shop, Innisfree, Sensatia Botanica, dan lain-lain. Atau kita bisa mengirim kemasa bekas melalui platform Waste4change.

https://asset.kompas.com/
https://asset.kompas.com/

Langkah di atas adalah langkah kecil yang dapat kita lakukan sebagai perempuan untuk mendukung program Net-Zero Emissions. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan jika dilakukan Bersama-sama akan berdampak besar bagi lingkungan. Begitu bukan?

Semoga bermanfaat 😊

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun