Mohon tunggu...
Nadim AlLande
Nadim AlLande Mohon Tunggu... Penulis - Study Sosiology

Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjungpinang. Bercita-cita ingin abadi, dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Aku dan Cak Nur Sarankan HMI Dibubarkan

18 Januari 2020   18:46 Diperbarui: 18 Januari 2020   22:24 2405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di grub WA tiba-tiba muncul file pdf, tentu dishare teman-teman HMI. Penasaran Langsung saja ku buka. Eh Ternyata isinya sebuah dokumen spotong surat kabar Media Indonesia yang sudah dikliping, yang berisi kekesalan Cak Nur terhadap organisasi HMI yang berjudul "Cak Nur Sarankan HMI diBubarkan". Apa maksud cak nur dengan ingin membubarkan organisasi HMI yang juga merupakan organisasi yang digelutinya? Pikirku sembarang, apakah jangan-jangan cak nur juga komunis?  Karna Hanya Komunislah yang ingin membubarkan HMI, pikirku sembarang!

dokpri
dokpri
Kekesalan Cak nur tentu mempunyai alasan yang kuat pada massa itu, kekecewaan ini lantas diungkapkan dalam seminar kepemimpian dan moralitas bangsa dalam era reformasi di auditorium LIPI, Jakarta tanggal 13 juni 2002. Dimanah selama ini HMI menjadi bulan-bulanan rakyat, sebab didalamnya terdapat koruptor, ekses menjadi anggota organisasi ini menyebabkan beberapa mengunakan kesempatanya melakukan money politic untuk memperoleh jabatan, dan hal lain yang demikian. Tentu saja membuat citra organisasi ini menjadi buruk, itulah mengapa cak nur sapaanya Nurcolis Majid menyarankan demikian.***

Disorientasi HMI sebagai organisasi hari ini perlu dipertanyakan. Meminjam kata jendral Sudirman HMI adalah organisasi yang tidak hanya sebutanya himpunan mahasiswa islam namun juga HMI adalah organisasi harapan masyrakat Indonesia. munculnya dualisme kepemimpinan menandakan pengurus besar HMI hanya sibuk mempertonton image buruk yang seolah-olah sibuk memperebutkan satu ladang kekuasaan. Bukan lagi mengindahkan ungkapan pak sudir. Tapi perlunya diingatkan, HMI bukan lah ladang organisasi untuk saling garap bercocok tanam dapat menghasilkan, buah-buah atau sayur dari ladang kekuasaan tersebut.

Perlunya adanya "Islah Akbar"

Goal ahkir dari tujuan HMI adalah bertangung jawab Masyrakat adil makmur. Namun munculnya dualisme justru sangat membingungkan tidak hanya masyrakat tapi juga organisasi lainya. Pada hal, Sebenarnya ada hal yang lebih besar dan penting untuk dibahas untuk kemaslahat umat dan kemajaun HMI di massa depan ketimbang praktek dualisme. Dualisme yang terjadi hari ini juga menampkan bahwa pengurus besar HMI di internal tidak mencontohkan hal yang baik juga nampak mengalami kedekadensi yang amat teruk. hal hasil membuat citra himpunan ini sangat buruk, baik dimata organisasi lain maupun di masyarakat itu sendiri.

Hal ini amat memalukan, dinamika purba ini harus segera diatasi secepat mungkin. Demi tidak menimbulkan perpecahan antara kelompok yang ingin memisahkan sendiri. HMI sudah cukup tua namun sebagian para pengurus besar masih saja lagak seperti bocah-bocah.

"Gas LPG melon sekarang mengalami kenaikan harga, juga KPK yang masih mengalami kesulitan membutuh dukungan, perampasan tanah adat secara paksa. Juga penghancuran alam dimanah-manah Nampak juga Krisis ekologi baik akibat tambang, pembakaran lahan yang menimbulkan jerebu dimanah-manah yang mengakibatkan kematian yang menguntungkan oligarki tanpa dihukum akibat ulahnya tersebut, serta pembuangan sampah plastic dilaut yang dipekirakan oleh banyak pegiat lingkungan akan mengalami tragedy lingkungan yang teramat parah".

Anekdot diatas ! Keruskanan kosmos yang teramat nyata bagi tatanan sosial ini perlu menjadi bagian yang terpenting dalam mewujudkan cita-cita masyrakat adil dan makmur. Tentu Cak Nur, Ayahnda Lapran Pane dan para pendahulu kita akan sangat senang melihat kader-kadernya yang amat peduli kemaslahatan umat.

Untuk itu dualisme yang terjadi hari ini, mestilah dilakukan semangat untuk menghilangkan sengketa, serta mendamikan kedua kubu ini. Agar HMI benar-benar menghijau subur tumbuh dan berkembang. Tentu yang api jangan di batu api lagi!  Selama kedua kubu ini tidak didamaikan masih tetap mempertahankan egosentrisme maka selama itu pula organisasi ini mengalamai kemerosotan yang nyata, karna sudah tak srentak dan tak seirama maka tujuan organisasi pun sudah tak sejalan. Untuk itu perlunya adanya islah dari kedua kubu. Harmonisasi ini hanya bisa dilakukan oleh seluruh cabang-cabang yang ada di Indonesia. Tentu hanya cabang-cabang kedaerahan lah yang mempunyai kesadaran dan pikiran kedepan, bukan malah yang seblaiknya.

Demi massa depan organisasi, demi hijau hitam marilah kita semua berpikir jernih dan kembali ke cita-cita awal. Untuk itu ada baiknya kongres kedua-duanya di persatukan dan dipertemukan, guna merajut kembali arah gerakan HMI kedepan. Dengan :

SOEMPAH HMI
Pertama, Kami kader HMI , mengakoe berteman lebih dari bersaudara.
Kedoea, Kami kader HMI mengakoe bercita-cita terbinanya insan akademis pencipta pengabdi.
Ketiga, Kami Kader HMI , mendjoendjoeng  masyrakat adil makmur yang dirhidoi Allh swt.

Penulis : Nadim Al-Lande Kader HMI aktif asal Tanjungpinang-Bintan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun