Mohon tunggu...
Hang Jebat
Hang Jebat Mohon Tunggu... -

Friendly, suka nulis apa saja, kritik dan berbagi opini yg sehat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

PREMAN MAMAK [BERSEMBUNYI DIKETIAK EMAK]

15 Januari 2011   17:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:33 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Waktu kecil2 dulu saya tinggal di sebuah pulau dibilang terpencil sih tidak juga, karena bertetangga dengan sebuah Negara kecil yg makmur sentosa. Di zaman saya kecil2 kami sudah bisa menikmati siaran televise Negara tetangga. Dulu filem serial top nya Hawai Five O walaupun tv hitam putih.

Di kampung saya ada seorang anak memang sudah keliatan bakat premannya, suka malak dan mengintimidasi teman2 sekampung. Singkat kata, setelah menamatkan sekolah menengah atas saya melanjutkan sekolah ke jawa dan si anak yang preman ini tak melanjutkan sekolah cukup sma saja karena mungkin tak punya kemampuan orang tuannya.

Sekian tahun di jawa akhirnya saya selesai menamatkan sekolah dan pulang ke kampung halaman dan bertemu dengan teman yang preman itu. Banyak berubah teman itu namun perangai tetap seperti dulu malah makin menjadi jadi sok jagonya. Banyak cerita2 miring tentang teman preman ini…….tak perlulah saya sebutkan satu satu, biarkan saja toh itu pilihan hidup yang dipilih.

Saya pun berangkat ke Jakarta mencari kerja lumayan lama kerja di jawa (Jakarta, semarang dan Surabaya). Pada suatu ketika ada reuni di Jakarta dan teman preman itu ikut hadir walaupun ongkos pulang pergi ditanggung oleh teman2 lain. Wah kesempatan bagus untuk mengetes sampai dimana nyali teman preman saya ini. Setelah selesai reuni kami lanjutkan nongkrong di club, istilah kerennya clubbing. Singkatnya, si teman yang preman ini sudah berat mabuknya dan mengoceh seperti jagoan ompong. Ini saatnya kami kerjain sampai menangis dan minta2 ampun. Ternyata nyali preman hanya di kampung halaman dan keok diluar kampung. Mulai saat itu kami beri gelar PREMAN MAMAK YG SEMBUNYI DIBAWAH KETIAK EMAK alias BANCI ……………….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun