Mohon tunggu...
Hang Jebat
Hang Jebat Mohon Tunggu... -

Seorang tradisionil dan memelihara adat-istiadat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Berita-berita yang Memusingkan

25 Mei 2010   01:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:59 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila saya menonton televisi kita yang banyak aneka-ragam pemancarnya itu, tiadalah saya mendapat sesuatu manfaat daripadanya, melainkan kepala pusing. Pada masa dahulu kala terdapatlah petuah dari orang-orang cerdik-pandai bahwa berita itu ialah suatu kebutuhan hidup. Dari radio atau surat kabar. Dikatakan oleh mereka itu berita adalah jendela dunia. Tanpa mendapat berita maka kita sama saja dengan katak di bawah tempurung tertelungkup.

Tapi sekarang, berita tak ada putus-habisnya. Apabila kita terus mengikuti berita  maka akan kacaulah kehidupan kita.  Tiada sempat  bekerja lagi mencari nafkah melainkan hanya mengikuti berita. Tambahan pula nona-nona cantik yang membacakan berita itu selalu berkata jangan beranjak dulu, masih ada berita penting sebentar lagi.... begitu terus, dari pagi sampai siang, sampai malam lagi.

Berita itu pula bermacam-macam adanya. Ada yang berisi syak-wasangka, ada pula yang tidak jelas sumbernya, dan lain sebagainya. Pada hemat saya sedikit sekali dari berita itu yang boleh kita ambil kemanfaataannya dalam kehidupan kita.  Artinya tak ada sesuatu yang mengajak masyarakat umum untuk bekerja produksi. Selebihnya pula banyak yang isinya bergunjing.

Jadi pada kesimpulannya adalah bahwa berita itu memanglah perlu. Tapi terlalu banyak berita menjadi tak baik juga hasil akibatnya. Ikutilah berita sedikit saja, melainkan yang perlu-perlu bagi azas kehidupan kita. Selebihnya, lebih baik kita tinggalkan mereka. Lebih mulia apabila kita perbanyak bekerja, berladang, berdagang atau mencari ikan di sungai. Ada hasilnya, yaitu tambahan protein bagi anak-keluarga kita.

Bukankah begitu, saudara-saudara?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun