Mohon tunggu...
Muhammad Farhan
Muhammad Farhan Mohon Tunggu... Lainnya - @satusks @sadhanakata

Suka kimia tapi tidak jago kimia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengapa Orang Suka Ngajak Ngopi Tetapi Tidak Memesan Kopi?

12 Mei 2024   20:58 Diperbarui: 13 Mei 2024   11:08 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngopi, sebuah kata yang secara perlahan telah meranggas dari sekadar aktivitas minum kopi menjadi sebuah makna yang jauh lebih mendalam dan berarti. Awalnya, kata ini berdasarkan KBBI hanya merujuk pada aksi sederhana menyeduh dan menikmati secangkir kopi. Namun, seperti halnya banyak kata dalam bahasa, "ngopi" telah mengalami perubahan makna yang menarik seiring berjalannya masa.

Pada awalnya, ngopi hanyalah kegiatan yang dilakukan untuk memuaskan nafsu untuk meneguk beberapa miligram kafein, untuk merasakan nikmatnya setiap tegukan dari minuman hitam panas tersebut. Namun, dengan pergeseran semantik yang berangsur-angsur dan didukung oleh faktor eksternal. Ngopi telah mengembangkan makna yang lebih luas.

Hari ini, ketika seseorang mengundang teman-temannya untuk "ngopi", itu bukan menceritakan tentang secangkir kopi itu. Lebih dari sekadar minuman, ngopi menjadi semacam kode atau ajakan untuk berkumpul, berbagi cerita, dan menikmati waktu bersama. Itu menjadi momen yang ditunggu-tunggu di mana orang-orang bisa melupakan sejenak kesibukan mereka,menceritakan tentang roda kehidupan, ataupun hanya sekadar menikmati kebersamaan dengan teman sejawat yang disaksikan oleh asap rokok.

Ngopi telah menjadi simbol kebersamaan dan kedekatan. Ketika seseorang mengajak untuk "ngopi", itu adalah undangan untuk memperkuat hubungan sosial, memperdalam ikatan persahabatan, dan menciptakan kenangan yang berharga bersama. Tidak lagi hanya soal espresso, latte, americano, long black atau kopi saset. Ngopi menjadi tentang pengalaman manusiawi yang mendalam dan bermakna.

Di sebagian besar budaya, ngopi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ritus sosial. Baik itu di warung kopi sederhana di sudut jalan atau di kafe mewah di pusat kota, ngopi adalah tempat di mana orang-orang berkumpul untuk berbagi cerita, tertawa bersama, dan menemukan dukungan dalam masa-masa sulit.

Selain sebagai ajakan untuk berkumpul, ngopi juga telah menjadi simbol dari gaya hidup tertentu. Bagi beberapa orang, ngopi adalah ritual yang tidak bisa dilewatkan untuk memulai hari dengan semangat. Bagi yang lain, ngopi menjadi momen istimewa untuk merenungkan, mencari inspirasi, atau bahkan sekadar menikmati kesendirian dengan secangkir kopi.

Pergeseran semantik kata "ngopi" menjadi sesuatu yang jauh lebih besar dari sekadar minum kopi. Ia mencairkan dan menghangatkan perubahan dalam cara kita memandang hubungan antarmanusia, kebutuhan akan kedekatan sosial, dan pentingnya waktu yang dihabiskan bersama orang-orang yang kita sayangi. Ngopi tidak lagi sekadar tentang kopi, melainkan tentang kehidupan itu sendiri.

Dengan demikian, kata "ngopi" telah mengalami metamorfosis yang menakjubkan dari sekadar kata biasa menjadi simbol ajakan untuk kebersamaan, kesenangan, dan kedekatan. Ia menjadi perwakilan dari kebahagiaan sederhana dalam kehidupan sehari-hari, mengingatkan kita bahwa kebersamaan adalah salah satu hal terindah yang dapat kita alami sebagai manusia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun