Mohon tunggu...
Yohanes Tjitra
Yohanes Tjitra Mohon Tunggu... -

Perbedaan signifikan di Indonesia membuat leluhur tergerak untuk membuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kisah L-E-S-T-A-R-I

22 Maret 2016   11:27 Diperbarui: 22 Maret 2016   11:56 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Merasa terinspirasi untuk menulis tentang kehidupan yang mereka habiskan sehari-hari"][/caption]

Kembali melangkah dengan pijakan kaki yang beralaskan sepatu olahraga bermerk dan pengenaan skinny jeans yang tak kalah populer untuk era penuh teknologi. Berkenaan dengan baju kasual standard berwarna pastel merah muda dengan bando kawat pita yang dibentuk layaknya telinga kelinci. Penamaan Lestari sudah melekat didalam diri sebagai doa dari orang tua kepada anaknya. Ya, Lesti adalah nama panggilanku. Aku ciptakan bagai sang marketer melakukan branding management terhadap perusahaan-nya. Merantau jauh ke Jakarta yang dilantuni kehidupan serba indah. L-E-S-T-A-R-I.

Tak kalah hangat semangatku dengan sinar mentari. Kembali kukenakan peralatan perang yang sudah bersahabat selama 7 hari dengan diriku. Plang Jualan. Pekerjaan istimewa yang bisa kukerjakan semaksimal mungkin untuk bisa hidup di Jakarta atas perintah dari atasanku. Hikayat-hikayat promosi yang tertera mulai berbaur menjadi satu dengan pencitraan diriku. Tidak ada kendala maupun hal yang susah. Hanya berdiri layaknya model yang sedang bergaya indah di lalu lalang khayalak.

Atasan senang karena fisik-ku menjual. "Bisa bawa uang banyak kamu untuk Saya, hahaha. Kamu cantik Lestari. Sebuah anugrah yang Tuhan berikan kepada Saya. Mungkin Ia sudah menuntun-mu jalan kepada Saya. Hahaha..", jelas atasanku saat dia berbincang bercampur senda gurau dihari wawancara. "So, kapan kamu bisa mulai kerja." tanpa pikir panjang, perkataan meluncur secepat kilat dari mulut ini untuk menjawab S-E-C-E-P-A-T-N-Y-A. Termenun lama mengingat hal indah yang terjadi dihari itu sampai ada seorang teman yang pernah kutemui pada masa sekolah dulu.

Seorang teman yang sudah menjadi musuh, kini berhadapan denganku melihat dari semua yang kulakukan. Aku cuek dengan-nya rasa tak ingin membangun sulut api diantara kami berdua. Mulai Ia sibuk dengan gadget kemudian mengetik dengan serius. Perasaan tak enak mulai melingkupi tubuhku. Satu persatu sahabatnya datang dan mulai menghampiriku. "Hei, Kamu Lesti kan asal Tasik? Teman sekolahku dulu. Hahaha, hebat kamu sekarang sudah bekerja, Sebagai Badut! Hahahahaha..." Gema tawa terus bergeming di kepalaku, menusuk masuk tanpa henti sampai ke dalam inti otakku. Dengan telepon genggam canggih yang mereka miliki mulai menggambil gambarku dan disebar ke-akun sosial media yang mereka miliki.

"Bye Lesti, hahaha. Terima kasih untuk pertunjukan indah yang dapat kami nikmati malam ini. Untuk tinggal di Jakarta, ya cukuplah dengan pekerjaanmu. Kalau sudah bosan, ini kartu nama kami. Mungkin kami membutuhkan-mu suatu saat nanti sebagai Pembantu, Hahaha..."

Aku geram! Rasa ingin marah berkecamuk dengan kesedihan. Sempat tak sadar air mata-ku turun dengan sendiri-nya. Nama indahku mulai sirna. Lestari yang tak lagi Lestari. Apakah aku yang terlalu polos untuk dunia ini atau mereka yang terlalu pintar untuk membuatku percaya? Mungkin kekerasan dituntut untuk dilakukan. Mulai berbicara pada diri sendiri. Namun, suatu bisikan kecil muncul dari perasaan yang terdalam. Ikhlas. Satu kata yang menenangkan jiwa. Diucap 3 (tiga) kali melepaskan amarah dan emosi.

Keikhlasan Lestari.

 

 

**Terinsprasi dari seorang SPG yang mengenakan Plang Promosi yang melakukan tugasnya pada saat saya melintas melalui dirinya**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun