Ternyata aku memang gila bahkan lebih gila dari yang ku kira.
Sungguh aku gila, merindukanmu membuatku lupa segalanya.
Ohh, terkadang aku merasa ini hanya perasaan sesatku saja.
Yang selalu ku bawa-bawa pergi kemana pun aku suka, sambil menangis, melamun atau pun tertawa.
Ingatanku terus saja menerawang kepada wajahmu, bibirmu nan rupawan ketika suatu malam saat kita berduaÂ
dan di langit gerimis menepis cumbu entah sengaja atau kau memang bercanda kau bisikan kata cinta di telingaku,Â
begitu halus, begitu lembut.
Bulu tengkukku merinding, tubuhku bergetar seketika lalu di dalam pelukan ku tatap wajahmu penuh harapan.
Seakan mendung sirna dan bulan kembali bercahaya.
Ku sambut ulur tanganmu ku dekapkan di dadaku maka jatuhlah bintang yang paling dekat ke dalam mataku,
bersinar dan kubagi terangnya ke dalam jiwamu.