Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk W.S Rendra.

15 Maret 2014   09:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:55 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di dalam sepi aku membaca puisi-puisimu.
Kegalauan dan kelaparan serta demonstrasi pada kekuasaan yang brutal
menjadi nyanyian merak yang tak mau di pasung.
Kebebasan adalah hak katamu, namun kebebasan yang berguna dan baik bagi sesama manusia.

Engkau setia dan ikhlas pada hidupmu menyuarakan arus bawah yang kental penindasan.
Engkau tegar tak goyah sebab tahu mana yang mesti di perjuangkan mana yang mesti di hancurkan.
Goresan tanganmu keras bersaksi pada kehidupan.
Namun lembut menyentuh dinding-dinding kalbu sebagai peringatan.

Muncrat air ludahmu saat suaramu menggelegar membasahi sendi-sendi ketimpangan.
Kamu berjingkrak dan menari mengajak semua orang untuk tak bersedih dan menyerah.
Memahami hidup sebagai anugrah meski tak sepele namun jangan goyah.
Sebab di dalam puisimu hidup adalah mengolah, membajak, memutar balikkan tanah.
Akal dan pikiran sehat harus terus di kedepankan.

Tapi sebagai manusia kamu juga tidak sempurna.
Maka kamu berdoa di dalam puisimu meminta Tuhan menutupi kekurangan-kekuranganmu.
Aku terenyuh menatap pesona hidupmu yang liat, liar dan bersahaja.
Sambil terus mengepak sayap-sayap indah warna merak yang terus di buru.

Kamu cinta pada kehidupanmu yang singkat, kamu cinta pada alam raya.
Kamu cinta pada tanah airmu yang subur.
Maka bagai pepohonan yang tumbuh di halaman rumahmu.
Kamu memberi nafas dan udara segar.

Ini puisiku yang tak berarti dan aku bukanlah siapa-siapa.
Hanya ingin mengenangmu sambil terus memahami puisi-puisimu yang kasar dan lembut.
Di malam yang setengah telanjang ketika bulan dan bintang bersetubuh.
Lalu setelah ini ku kirimkan doa semoga Tuhan memberikan tempat untukmu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun