Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tarian Bayang-bayang Bulan

18 Desember 2014   10:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:04 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat di mana dapat kau lihat
bayang-bayang bulan menari di kegelapan.
Layaknya penari balet di sebuah gedung pertunjukkan.
Sementara itu pejamkanlah dulu matamu sebelum nanti sampai di tujuan.
Jangan khawatirkan langkahmu tersandung sebab aku akan menuntunmu meski jalan menuju ke sana penuh bebatuan dan terjal.
Bawalah apa yang ingin kamu bawa asal jangan badik dan senapan.

Kemarilah ulurkan tanganmu dan akan ku pegang dengan erat.
Seperti angin yang mencakar puncuk-puncuk ranting dan dahan-dahan yang kuat.
Sungguh, tak pernah sebelumnya ku ajak seseorang kecuali kamu.
Karena aku yakin kamu akan senang dan tertegun melihatnya.
Meski bisu tanpa lagu, namun gerakan tariannya dapat membiusmu.
Dan matamu akan berbinar menyala menyerupai terangnya kalbu.
Tetaplah kau pejam matamu sebentar lagi kita kan sampai di puncak bukit yang berbatu.

Ya, kini kita telah sampai dalam hitungan ketiga bukalah matamu perlahan-lahan.
Lihatlah ke depan pada garis bentang malam di mana cahaya bulan turun beriring-iringan.
Membentuk bayang-bayang di balut gaun semburat awan putih yang bersinar bias pantulan cahaya nan gemerlapan.
Dapatkah kau lihat lekuk kakinya dan tubuhnya yang sedang berputar-putar.
Dadanya membusung kedua lengannya membentang di cakrawala.
Dan kepalanya mendongak ke atas sambil mulutnya menggigit bintang.
Lalu dua burung malam hinggap di bahu kiri dan kanannya membawanya sesekali terbang ke angkasa malam.
Bak bidadari dari kayangan terus menari-nari hingga subuh datang membelah rona ujung fajar yang terang.

181214

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun