Bahkan kini sepi menyadari bahwa dirinya telah sendiri.Â
Ia bertahan dalam tiupan angin, gelombang jaman serta deburan waktu yang tak pernah sekalipunÂ
menunggunya untuk bersama-sama pergi.Â
Kini sepi mencari jalannya sendiri, melewati batas-batas hari, menapaki gelisah embun pagi,Â
mencari sesuatu yang pasti di kemudian hari lalu menikung dalam kelam merobek bayang-bayang masa silam.Â
Â
Keterasingan terpancar di dalam raut wajahnya sendiri, bahkan ia lupa bahwasanya setiap musim bakal datang silih berganti .
Sementara mimpi ada di puncak ranting-ranting yang tinggi menggelantung tanpa terikat seutas tali hendak di capai namun luput tak usai.
Berbagai gambar kenangan tergores di atas langit bersama senja, awan dan bulan sabit.
Sebuah perpaduan nan sempurna berbagai rindu, cinta dan perih mengekal tanpa mengharap untuk kembali.
Â