Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Resahku, Tuhan

25 Februari 2014   20:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:29 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tengok aku Tuhan ke dalam.
Hatiku hangus dan berbau busuk.
Tak tahu lagi aku kiblatMu.
Semua terasa semu.

Satu persatu waktu berlalu.
Angin bertiup dari arah tak tentu.
Menyeret kegamanganku di bumi yang semakin penuh.
Oleh orang-orang yang bersujud menipuMu.

Hamba gundah, hamba terpasung dunia semata.
Hamba khilaf, hamba di perbudak nafsu lencana.
Maka tunjukanlah hamba pada kiblatMu yang hakiki.
Bukan kiblat orang-orang yang di penuhi nafsu dan dengki.

Aku merendah kepadaMu, menyalakan api kecintaan.
Bukan karena harta dan tahta melainkan aku rindu dan cinta kepadaMu semata.                                                     Raga dan Jiwaku milik Mu sepenuhnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun