Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Ada Mendung Yang Menetap Di Matamu

18 April 2015   02:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada mendung yang tertinggal di matamu penuh haru biru serta bersayap seperti kupu-kupu.
Mendung dengan kilat cahaya tembaga itu mengundang badai di sekujur tubuhmu.
Aku mencoba melintasinya tiba-tiba hawa dingin menyergap tubuhku entah rindu atau pilu sinyal gelombang matamu itu sangat kuat menyuruhku untuk segera berlindung.

Aku penasaran ingin sekali mencungkil ke dua matamu itu, membawanya ke puncak gunung atau ke tengah lautan. Tetapi orang-orang bilang percuma segala mantra dari seluruh pawang tak ampuh, keris pusaka dan pedang tak juga dapat membunuh mendung tersebut. Bila engkau melihat kilatan-kilatan cahaya tembaga di matanya itulah mantra-mantra, keris pusaka serta pedang dari seluruh pawang yang tertinggal.

Lalu apakah ada cara yang lain untuk menghalaunya, mungkin dengan puisi, nyanyian cinta atau sebuah kecupan lembut di matanya. Apakah semua itu pernah di coba. Orang-orang hanya diam tertunduk. Maka ku cobalah semua cara-cara itu agar bisa menghalau mendung yang ada di matamu. Tetapi tiba-tiba aku melihat butiran-butiran air lembut jatuh menetes di pipimu yang merah marun. Semakin lama semakin deras kemudian menggenangi seluruh tubuhmu.

handypranowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun