Aku memilih jalan keliru, lembab dan berliku.
Terasa berpuluh-puluh tahun kabut melumuri wajahku.
Aku mendengar jutaan tangis dan jeritan.
Aku menyaksikan orang-orang miskin kesakitan.
Dan aku mendengar lirih batu nisan memanggil diriku dari kejauhan.
Tunggu, tunggulah dulu aku pasti datang.
Aku terus berjalan, bukit-bukit dan lembah masa depan terkoyak tanpa kepastian.
Dunia penuh topeng-topeng menjemukan, memuakkan.
Dan aku terlibat di dalam perkelahian panjang bersama mereka.
Apakah sebentar lagi ia datang menyembelih segala keinginan.
Apakah sebentar lagi ia datang dengan wajah yang seram menjijikan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!