Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesepian

13 April 2022   15:43 Diperbarui: 13 April 2022   15:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di atas kasur, di lantai marmer yang tidak pernah di sapu, di dalam kertas-kertas puisiku kesepian itu bersenandung penuh khidmat bagai tambur doa-doa tahajud.

Di depan jendela kaca ia juga menatapi senja yang muram atau bulan perak yang merintih kesakitan atas lolongan anjing-anjing liar.

Oh Tuhan, kesepian itu terus menetes hingga mengalir ke kolong tempat tidurku yang penuh tai kecoa, tai tikus.

Kesepian begitu menyukai tempat-tempat yang lembab dan pengap, tempat-tempat yang berbau penguk.

Kesepian mengundang kelabang, mengandung racun kalajengking, ular berkepala dua yang melilitkan resah gelisah di dalam kalbu.

Kesepian sudah pasti membunuh dan ia memang pembunuh, ia begitu ulung dan menjelma apa saja yang ia mau. 

Lampu di kamar pun merasakan kesepian kepalanya menunduk matanya meredup lehernya menunggu di penggal.

Oh apabila kesepian adalah raja ia sudah pasti akan bertitah dan berkuasa semena-mena.

Kini kesepian itu telah membalut seluruh hidupku dan aku merasakan geliat belatung-belatung menggerogoti hingga ususku terburai, mataku berkunang-kunang. 

Aku ambruk.

Kesepian itu tertawa terbahak-bahak dan Tuhan hanya duduk sambil menyeringai mulutnya penuh darah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun