Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kesepian

13 April 2022   15:43 Diperbarui: 13 April 2022   15:44 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesepian itu semakin lama semakin bertumpuk di atas meja kamarku bahkan ia mulai menggerutu menyiksa kepala dan telingaku.

Menyiksa hari-hariku, menyiksa tidur malamku lalu dengan kuku-kukunya yang runcing penuh racun ia cabik-cabik jantung dan lambung, ia lumat serta habiskan darahku. 

Bahkan kesepian itu tidak membagikan tempat bagiku untuk sekedar merebahkan penat bahkan kamar mandi pun penuh dengan kesepian, dingin dan ngilu di badan.

Kesepian bagai lendir, berbau amis dan ia mulai berceceran jatuh dari atas meja kamarku dari langit-langit yang groak penuh sarang laba-laba dari dinding kamar yang penuh coretan kata.

Kesepian menjelma apa saja yang ia mau.

Semut-semut hitam berbaris memanjang mencibir kesepian itu mereka menolak membawanya ke sarang. Mereka tak ingin merasakan kesepian.

Sebab kesepian adalah mahkluk buas yang tidak kasat mata kalaupun ia terlihat ia sangat menjijikkan bagai belatung di atas mayat korban pembunuhan yang tidak di kubur. Busuk.

Sial, kesepian itu memenuhi seluruh ruangan kamarku, hatiku, jiwaku berontak namun terlanjur terikat hingga tak tersisa kesepian itu memenuhi nafasku.

Kesepian menjelma apa saja yang ia mau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun