Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Lima Puisi Pendek di Hari Kematianmu

3 Maret 2022   18:49 Diperbarui: 6 Maret 2022   23:00 599
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Ruang ICU

Engkau datang ke rumah sakit dengan keluhan di perut.
Asam lambungmu naik namun masih sempat kau mengatakan rindu sambil sesekali memungut air matamu yang jatuh.
Di ruang ICU malaikat maut menghampirimu, menanyakan kabarmu.

2. Dokter Jaga

Engkau memohon bisa pulang, tak ingin di rawat tak ingin di opname.
Dokter jaga tak bisa berbuat banyak ia hanya mampu berpesan.
"Jangan telat makan, jangan terlalu banyak pikiran"

3.  Perjalanan Pulang

Raung ambulance membawamu pulang.
Tinggal dua kelokan lagi kita sampai tiba-tiba nafasmu tersengal.
Supir ambulance bingung hendak di teruskan atau kembali ke rumah sakit.
Istrimu menangis sambil terus menepuk wajahmu yang semakin membiru.
Aku memohon kepada supir ambulance untuk segera putar arah, ke rumah sakit atau ia tak akan pernah bernafas lagi.

4. Sore Itu Kamu Pergi

Supir ambulance melaju kencang namun di sini tidak ada oksigen tak ada satupun alat yang bisa diandalkan
yang ada hanya tangisan mengerang.
Belum lagi sampai rumah sakit, engkau hembuskan nafas terakhir.
Sore itu kamu pergi dan aku di sampingmu kawan hanya bisa menunduk dan menyesal.

5. Menjelang Kepergianmu

Rintik-rintik hujan jatuh namun langit cerah, matahari memerah.
Malaikat yang tadi ku lihat di ruang ICU baru saja keluar lewat pintu ambulance yang tertutup rapat.
Tak ada pesan tak ada rangkaian kata perpisahan ia ngeloyor tanpa sebuah ciuman tertinggal.
Aku bergetar, darahku seakan tak mengalir ku lihat sakaratul maut di depanku begitu jelas dan aku terkesima.
Semudah itu Tuhan dengan kuasanya tak ada satupun yang bisa mencegah.
Barangkali ini sebuah pelajaran dan akan terus ku kenang bagaimana hidup dan mati adalah rahasia Ilahi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun