1. Ruang ICU
Engkau datang ke rumah sakit dengan keluhan di perut.
Asam lambungmu naik namun masih sempat kau mengatakan rindu sambil sesekali memungut air matamu yang jatuh.
Di ruang ICU malaikat maut menghampirimu, menanyakan kabarmu.
2. Dokter Jaga
Engkau memohon bisa pulang, tak ingin di rawat tak ingin di opname.
Dokter jaga tak bisa berbuat banyak ia hanya mampu berpesan.
"Jangan telat makan, jangan terlalu banyak pikiran"
3. Â Perjalanan Pulang
Raung ambulance membawamu pulang.
Tinggal dua kelokan lagi kita sampai tiba-tiba nafasmu tersengal.
Supir ambulance bingung hendak di teruskan atau kembali ke rumah sakit.
Istrimu menangis sambil terus menepuk wajahmu yang semakin membiru.
Aku memohon kepada supir ambulance untuk segera putar arah, ke rumah sakit atau ia tak akan pernah bernafas lagi.
4. Sore Itu Kamu Pergi
Supir ambulance melaju kencang namun di sini tidak ada oksigen tak ada satupun alat yang bisa diandalkan
yang ada hanya tangisan mengerang.
Belum lagi sampai rumah sakit, engkau hembuskan nafas terakhir.
Sore itu kamu pergi dan aku di sampingmu kawan hanya bisa menunduk dan menyesal.
5. Menjelang Kepergianmu
Rintik-rintik hujan jatuh namun langit cerah, matahari memerah.
Malaikat yang tadi ku lihat di ruang ICU baru saja keluar lewat pintu ambulance yang tertutup rapat.
Tak ada pesan tak ada rangkaian kata perpisahan ia ngeloyor tanpa sebuah ciuman tertinggal.
Aku bergetar, darahku seakan tak mengalir ku lihat sakaratul maut di depanku begitu jelas dan aku terkesima.
Semudah itu Tuhan dengan kuasanya tak ada satupun yang bisa mencegah.
Barangkali ini sebuah pelajaran dan akan terus ku kenang bagaimana hidup dan mati adalah rahasia Ilahi.