Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Memperpanjang Puisi

3 Maret 2022   16:49 Diperbarui: 3 Maret 2022   16:50 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kantor kelurahan satu atap satu pintu menyambut kedatanganku di hari Rabu.

Sinar matahari menembus malu-malu, ruang tunggu terasa lengang, terasa hangat tidak kaku.

Beberapa pria paruh baya dan seorang perempuan tua tengah duduk menunggu giliran.

Di tangan mereka lembaran-lembaran kertas berbalut plastik transparan entah surah tanah, ijazah atau surat keterangan tidak mampu.

Sekarang giliranku, nomor antrianku dua puluh tujuh.

Aku datang menghadap, petugasnya wanita muda berkerudung merah, make up wajahnya tipis senyumnya lembut dan manis.

"Selamat siang pak, ada yang bisa kami bantu".

"Begini bu, maksud tujuan saya datang ke sini ingin memperpanjang puisi".

Mendengar ucapanku tadi petugas itu bingung dahinya mengkerut, bibirnya ikut-ikutan menguncup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun