Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Raksasa Perang

25 Februari 2022   15:20 Diperbarui: 25 Februari 2022   15:27 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kepalamu tumbuh mesiu dan rudal mereka tertawa belingsatan siap menunggu perintah menghancurkan.

Tank-tank dan pesawat tempur bangkit dari rambutmu dengan suara menggelegar menyisir keheningan.

Langit merah, tanah bersimbah darah, ke dua kakimu menginjak siapa saja yang mencoba melawan.

Dunia di matamu adalah pertarungan, pertaruhan nyawa dan engkau tanpa segan berteriak.

Perang.

Tak ada satu pun yang bisa mengelak, manusia di bayang-bayangi perang hingga ke liang kubur.

Jerit tangis menjadi orkestra kesedihan di antara desing mesiu dan luncuran rudal.

Bunga-bunga menjadi taburan layu di tengah-tengah bangkai manusia dan runtuhnya peradaban dunia.

Langit meneteskan air mata mengharap engkau menghentikan pertikaian adalah janji yang tak bisa di pegang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun