Kapal pun telah bersandar nampak camar-camar terbang melintas di tengah kabut.
Angin dingin menggetarkan tubuhku namun tidak bibirku ia terus memanggil-manggil namamu.
Oh Sonya bibirmu yang mirip keju itu apakah akan lumer ke dalam mulutku.
Dan akhirnya di luar dermaga kita bertemu, uluran tangan dan pelukan hangat segera menyatu.
Ke sebuah cafe tak jauh dari dermaga kita pesan secangkir kopi dan roti, senyummu renyah ku nikmati.
Engkau bertanya tentang perjalananku dengan bahasa Inggris yang terasa kaku.
Ah perduli dengan bahasa toh nyatanya hati telah bertaut tanpa kata-kata.
Matahari naik perlahan di jalan menuju dermaga sepeda-sepeda saling seliweran, kring-kring.
Kita saling menatap satu sama lain, tak bergeming.
Aku tenggelam ke dalam jantungmu, matamu mengisyaratkan sesuatu.
Sebuah catatan kecil kamu berikan kepadaku di sana tertuliskan "I Love You"