Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Rembulan

5 Februari 2022   23:49 Diperbarui: 6 Februari 2022   00:00 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi.pixabay.com/kellepics

Kemana rembulan yang tadi malam kau panah, adakah hatinya berdarah?

Ia telah terpisah dari kata-kata dan sajak-sajaknya penuh luka.

Waktu yang ringkih di dalam jiwa, melambai angin di ranting-ranting gelisah.

Ia muntahkan segala peristiwa lalu kesunyian membuncah di dalam dadanya.

Lalu rembulan mengusap lukanya menjadi kabut yang lesu menutupi daun jendela.

Embun muncul dari semak-semak belukar menjalar ke dasar tiap-tiap kata yang terpencar.

Sambil ia katakan bahwasanya rembulan telah mati, di kafani mendung dan gerimis sepi.

Angin membawanya ke tengah lautan di mana ia akan di kubur bersama gelombang kerinduan.

Wahai seseorang yang telah memanah rembulan, di manakah kau simpan detak jantungnya?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun