Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ke Dokter Gigi

3 Februari 2022   13:59 Diperbarui: 3 Februari 2022   14:18 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Dokter Gigi/pixabay.com

"Sudah tua kok takut ke dokter gigi, kemarin vaksin nggak takut di suntikkan" seru dokter menggemaskan.

Dokternya seorang perempuan, cantik, tidak bengis namun rasanya akan ada pertanyaan-pertanyaan membosankan.

Di dalam ruangan yang penuh gambar gigi dan mulut menganga aku merasa ada dalam sebuah ketakutan yang terpaksa.

"Maaf ya dok, saya belum tua, gigi saya masih utuh tidak ada yang keriput hanya saja rambut mulai tumbuh uban barangkali karena sering kepanasan di jalan".

"Oh maaf kalau begitu, jadi gigi mana yang sakit, atas atau bawah, kanan atau kiri, depan atau belakang."

Dokter mempersilahkan duduk di kursi hidrolik berwarna hitam dengan segala peralatan berwarna perak dan sebuah lampu sorot menyilaukan.

Badanku setengah rebah, mulutku terbuka, pikiranku mengembara, laparku tiba-tiba menghilang.

"Jangan kaku ya, cuma kapas kecil yang akan di masukkan ke dalam mulut bukan ke dua lubang hidung, tenang saja ini hanya sebentar tidak akan sakit paling cuma ngilu seperti di sunat".

Sebuah alat kecil masuk ke dalam mulut sepertinya ia berputar-putar, sebuah bor kecil suaranya menggelitik telingaku rasanya ingin muntah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun