Bahasa cintaku ada di belakang truk antar kota yang terhuyung-huyung mengangkut gelisah.Â
Sedikit seronok mungkin membuat kamu menutup mata dan menganggapku gila.
Namun cintaku melesat kencang di jalan bebas hambatan selalu ingat pulang selalu ingin bermesraan.
Dan aku bukan bus malam yang diam-diam menyalip dari belakang sambil berteriak tidak sopan.
Aku bukan bajingan sayang yang sering kamu dengar dari berita orang-orang di pemberhentian.
Aku tak pernah tergoda pada wanita penjaja kopi yang dadanya setengah terbuka bila menjelang pagi.
Dan haram bagiku memasuki kamar panti pijat yang berkedok prostitusi.
Kerjaku memang keras namun aku cukup bertahan pada godaan.
Aku burung elang bukan burung nuri.