Ada potongan wajahmu di selembar hujan.
Ada puisi-puisi yang tak pernah selesai di gambar.
Sementara engkau meninggalkanku di sebuah musim bersama angin yang terasa perih di bibir.
Dan tetes air matamu telah mengering pada satu kecupan terakhir.
Kenangan adalah hal yang paling menakutkan sekaligus menyedihkan.
Namun kenyataannya segala sesuatu tak ada yang pernah kekal.
Di dalam kesepian aku tertawa lalu mencaci maki setiap puisi yang pernah engkau cipta.
Kita tak bisa lagi berkata-kata selain menggambar hujan yang telah reda.
Handy Pranowo
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!