Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lelaki Kecil Itu

18 Desember 2021   02:54 Diperbarui: 18 Desember 2021   03:07 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption. Lelaki kecil itu/pixabay.com

Lelaki kecil itu tidur di trotoar memeluk sepi menghangati diri.  Perutnya di tekuk kakinya menyilang ke langit.

Angin menggigil basah kuyup di guyur hujan.  Lelaki kecil itu tak punya mimpi, tak punya baju seragam.


Ia lahir dari rahim kali yang penuh sampah kebencian.  Hitam, legam, kumal, bayanganya menempel di spanduk anggota dewan yang hobinya berdandan.

Ia adalah keluhan yang sering di abaikan nyanyian sumbang yang seringkali terbuang. Namun ia bukan pendendam, ia hanya pedendang kehidupan di jalanan.

Lelaki kecil itu mempunyai senja di matanya yang sering kali menyala merah. Di perempatan jalan, di sebuah taman, di gedung-gedung sekolah dan perpustakaan.

Senja yang merindukan kata-kata cinta untuk mengajaknya pulang ke rumah. Meski kakinya dekil tak bersandal, langkahnya tak pernah menginjak lantai kebahagiaan.

Kereta api lewat di depan matanya nampak sekali tergesa-gesa ia selalu bertanya kemana akhirnya kereta itu tiba. Ia membayangkan ada sebuah rumah di sana tempatnya berkeluh kesah.

Sebuah meja belajar, buku-buku, tempat pensil dan rautan. Serta sebuah ranjang yang empuk untuk istirahat dengan bintang-bintang berkelipan.


Kepada seorang petugas pintu pagar stasiun sering kali ia menitipkan sebuah sajak. Sajak yang di tuliskan untuk seorang wanita yang habis babak belur di aniaya dan di goda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun