Selalu ada Desember di dalam hatiku yang diam-diam tersenyum tersipu malu.
Tanggal lahirku, pohon-pohon natal yang tumbuh.
Serta hujan yang bakal sering datang menyapa di depan pintu rumahku.
Kemudian aku akan masuk ke dalam doa-doa di tengah bunyi lonceng gereja yang di penuhi kabut.
Tuhan tak pernah menyesal mengantarkan aku masuk ke dalam dunianya.
Hanya saja aku baru menyadari bahwa Ia tak menitipkan kepadaku sebuah payung untukku berteduh.
Dengan tubuh yang basah aku pulang menemui lembaran-lembaran kenangan masa kecilku di sudut rumah yang duduk termangu.
Air mataku menjelma cahaya membawaku ke sebuah tempat istirahat pertama.
Dan di sini di dalam dunia ini aku hanyalah pengunjung yang sekedar menyempatkan diri untuk berkunjung.