Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hutanku

20 November 2021   17:28 Diperbarui: 20 November 2021   17:29 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendengar hutan menangis di tengah derai hujan yang lebat.

Kakinya terendam air dan lumpur meluncur marah membawa akar-akar pohon yang tumbang.

Binatang-binatang lari ketakutan sebab mereka tak pandai berenang.

Burung-burung kehilangan sarang, tanah dan perbukitan bagai pemandangan kosong tanpa harapan.

Bencana menyerbu dari segala penjuru, air bah brutal meluncur mentertawakan keserakahan.

Hutan tak bergeming menunduk lesu dengan air mata yang tak sanggup menyimpan duka.

Kemana lagi akan ku banggakan tentang hutan ku yang lebat hijau mempesona.

Di mana lagi akan ku temukan binatang-binatang khas Nusantara bila rumahnya hancur tak tersisa.

Oh, aku mencium kepunahan dari udara yang tak lagi sejuk.

Oh, aku mencium kehancuran dari tanah-tanah yang penuh lubang-lubang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun