Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku

18 November 2021   13:46 Diperbarui: 18 November 2021   14:13 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau dendangkan nyanyian bagi puisiku yang sekarat.

Kau hempaskan ia ke tengah derasnya hujan berharap puisiku hanyut tenggelam.

Di antara kehampaan yang berkeringat, mata puisiku terjaga untuk waktu yang singkat.

Tak ada pintu jawaban yang terbuka selain gema di dalam batin yang sia-sia di tangkap.

Puisiku berontak membentur tiang-tiang kesepian yang luruh karena remang lampu jalan di singkap kabut pengkhianatan.

Seringkali hujan menderaskan air mata namun puisiku pasrah di lilit halilintar yang menjadikan ia gamang melangkah.

Puisiku adalah suara dari jelaga malam yang kotor menembus kepekaan cahaya bintang.

Menghimpun ribuang burung-burung malam untuk terus terbang mengabarkan duka dari batin yang terdalam.

Puisiku masih bernafas meski tak pernah menciptakan kehidupan ia pandai menyimpan kesedihan.

Handy Pranowo

18112021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun