Sinar bulan menerangi malam.
Aku tafakur hilang kesadaran.
Antara langit dan bumi ragaku terikat Tuhan.
Aku tak mempunyai kekuatan.
Manusia sibuk mengejar nafsu.
Berlarilah ia sampai lupa jantungnya lemah berdegup.
Hatinya cemas, selalu cemas dan penuh ragu-ragu.
Sementara tak ada tenggang waktu, maut selalu tepat waktu.
Nabi-nabi datang dan pergi, menuntun manusia meraih cahayaNya.
Kehidupan laksana api sebentar menyala kemudian mati.
Yang tersisa hanyalah debu-debu, hilang di tiup angin berlalu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!