Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mereka Mati Terkunci

10 September 2021   23:07 Diperbarui: 10 September 2021   23:05 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangun, bangunlah, ada api, ada api, ada api.

Serentak mereka terbangun, terkejut, mencari jalan keluar, berebut di depan jeruji pengap.

Mencoba meyelamatkan diri namun mereka terkunci.

Terkunci dari dalam, terkunci dari udara segar dan pasrah tubuh mereka di jilati api pelan-pelan.

Mereka hangus terbakar. Mereka mati terkunci. 

Oh sungguh sial, sungguh naas, di mana kepala penjaga, kami panik, panik di tengah kobaran api.

Penjara yang seharusnya menjadikan kami tempat belajar menyesali diri justru telah merenggut nyawa kami.

Adakah ada pembelaan. Apakah ini kelalaian.

Apakah ini takdir atau karma dari kejahatan yang kami perbuat hingga tewas terpanggang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun