Di lambungku penuh dosa, keras kepala, bermuka dua.
Sengaja aku tak ingin membunuhnya.
Aku ingin memeliharanya, ku jadikan ia sebagai kata-kata.
Penuh racun, pengkhianatan, fitnah dan omong besar.
Aku adalah sipir dari penjara kehidupan, gampang di suap dan di jilat.
Jauh sebelumnya aku telah membakar isi kepalaku.
Aku tak perduli akal, akalku telah sedemikian mati di bunuh sangsi.Â
Dan Tuhan telah memberikanku pesan, pesan singkat yang bisa kalian lihat.
Begitu juga Tuhan telah memberikan sebuah peringatan.
Aku kungkung jiwa kalian dalam kehidupan, ku lemparkan dalam kenikmatan berselimut duri.
Kebencian dan omong kosong akan ku bisikan secara halus dan lembut di telinga juga hati kalian di setiap pagi.