Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Biarkan Suara Tetanggamu Menjadi Puisi

2 Mei 2021   23:43 Diperbarui: 3 Mei 2021   00:04 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Biarkan suara tetanggamu menjadi puisi atau kalimat-kalimat bising di ujung gang yang bersahut-sahutan dengan kentongan penjaga malam.

Kamu tenang saja tak usah risaukan, catat saja hari ini apa kebutuhanmu dan jangan katakan kepada mereka menu makan siangmu. 

Daging babi atau ayam panggang sama saja, tak ada daging yang tidak di makan hari ini oleh manusia, semua menjadi santapannya.

Apalagi daging fitnah dan kebencian, manusia begitu lahap dan rakus hingga tak tersisa satu pun tulang-tulang penyesalan.

Tetanggamu bisa jadi pohon rindang tempatmu berteduh atau bisa jadi nyala api yang membakar pekarangan rumahmu.

Jadilah tamu yang selalu mengucapkan salam dan jangan pernah masuk sebelum pintu terbuka lebar.

Anjing pun tahu tak pernah diam-diam masuk ke rumah orang, kamu kan manusia bukan anjing, kecuali tetanggamu ah-su-dah -lah jangan lagi di perdebatkan.

Tak ada yang pernah menjadi pahlawan di antara pertikaian tetangga.

Keributan kecil yang di gembar-gemborkan adalah sesuatu yang menyesatkan terlebih gara-gara kulkas tetangga lebih banyak isinya ketimbang kulkas di rumahmu yang cuma berisi air beku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun