Hujan belum juga pulang, masih asyik bermain bola di tanah lapang bersama anak-anak sambil telanjang, masih senang berkejaran bersama kumbang-kumbang di dalam hutan, belum bosan menyelami lembah dan palung-palung lautan bersama kepiting dan hiu karang.
Di sini, tanah merah masih basah intim berpelukan dengan gunung-gunung dan sawah sebelum hujan berpindah arah, katak-katak bernyanyi dan menari riang, melompat di antara rinai air yang di lepaskan dari tangan langit, mereka lalu kawin dan bersenda gurau.
Anak-anak tikus lebih rajin berenang bersama induk dan sepupunya di sebuah kolam sambil menatap masa depan, sebelum tanah-tanah di selimuti beton-beton dan aspal.
Ikan-ikan bermigrasi dari keheningan tanah kering ke dalam ceruk yang lebih dalam, bertelur, beranak pinak menciptakan menu makan bagi ular-ular sawah yang suka mengejek para petani dengan menjulurkan lidahnya.
Di mana belalang, di mana capung-capung bermata hijau. Mereka duduk di bangku taman melukis ilalang dan rerumputan dengan bunga-bunga kuning yang kelopak matanya serupa matahari yang terbenam.
Lalu di antara kabut dan gerimis malam, sajak sajak mu berkejaran bersama para penyair sendu mengkisahkan rindu yang terlampau jauh di semai.
Nyatanya memang, hujan belum juga pulang.
Handy Pranowo
15042021