Sedangkan kata Ramadhan terdapat pada ayat selanjutnya yaitu ayat 185 "Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya Al Quran di turunkan sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata mengenai petunjuk dan Furqan".
Orang-orang mengatakan 'ramadha ash-shai'mu'Â artinya bagian dalam tubuh orang yang berpuasa menjadi sangat panas dan haus. Bulan ini di sebut seperti itu karena (1) puasa di bulan itu menimbulkan panas karena haus, (2) beribadah di bulan ini membakar habis bekas dosa manusia, (3)karena ibadah di bulan ini menimbulkan dalam hati manusia kehangatan cinta kepada Sang Khalik dan juga kepada sesama manusia.
Hazrat Mirza Ghulam Ahmad a.s. menulis " Para ahli bahasa mengatakan dikarenakan bulan ini datang pada musim panas maka ia di katakan Ramadhan, menurut  saya hal itu tidak benar sebab bulan suci ini tidak khusus untuk bangsa Arab saja.
Saat Islam menyebar ke seluruh dunia ternyata di ketahui kondisi iklim dan musim di berbagai belahan dunia bisa sangat berbeda-beda, saat di tanah Arab musim panas justru di wilayah lain bisa saja musim hujan begitu juga sebaliknya. Artinya pendapat yang mengatakan bahwa nama bulan Ramadhan yang mengacu pada musim panas di jazirah Arab tidak relevan.Â
Di samping itu pemahaman tentang "panasnya" Ramadhan menjadi metaphoric atau kiasan dari pada kata 'Ramadhan'Â yang mengacu pada musim panas di jazirah Arab.
Jadi arti Ramadhan yang sebenarnya adalah bersabar dari makan dan minum hingga waktu berbuka dan juga menahan gejolak hawa nafsu dari 'kelezatan' jasmaniah sehingga dikarenakan itu tubuh menjadi panas dan bergejolak yang ini pun berhubungan kepada kesehatan jasmani dan rohani.
Handy Pranowo
15042021
Sumber referensi tulisan: Ramadhan Hebat, Abu Jibriel. Â Sinar Islam Vol.1 Â edisi4 Ihsan 1393/ Juni 2014.
Al-Quran dan terjemahan dan tafsir singkat (Jemaat Ahmadiyah)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H