Mereka menolak kedatangan April di ujung minggu terakhir di bulan Maret seperti enggan menghapus takdir sebuah musim yang melahirkan banyak puisi dan hujan serta kegalauan yang mampet.
Namun April adalah teka-teki yang penuh keheningan dengan hiasan lembayung senja yang baru saja di mandikan air hujan sebelum ia di pertemukan purnama yang menunggu di selasar malam.
April adalah ranjang tabah bagi perempuan yang melahirkan bayi-bayi sungsang yang mahir bermain layang-layang, ia bisa menjelma apa saja, puisi tanpa kata atau kebisuan nada yang sumbang.
Maka sambutlah April dengan tangan terbuka seperti hujan pertama yang jatuh di bulan ini, bukankah itu mengasyikkan dan biarkan kemarau menunggu sendiri di pojok waktu toh nanti pada saatnya pun datang, hutan-hutan lesu terbakar.
Handy Pranowo
03042021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H