Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Kisah dari Perempuan Bertopi Caping.

9 Maret 2021   21:28 Diperbarui: 9 Maret 2021   21:51 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mediakita.id

Di luar angin bertabur gerimis, perempuan-perempuan bertopi caping berjalan berbaris di pematang sawah membawa sesuatu di pundaknya, menuju pulang, ke tempat istirahat, menikmati malam yang sebentar lagi datang.

Sepanjang jalan mereka menembang kisah hidup dan sebuah perjuangan serta kegelisahan akan sawah-sawah yang sedikit demi sedikit hilang. 

Katanya, orang-orang kota datang membangun pabrik dan perusahaan serta jalan raya lalu sebagian membangun rumah di tengah sawah, katanya hendak membumi, mencintai alam, dan ingin jauh dari hiruk pikuk perkotaan.

Maka sinar matahari sebagian tidak menyinari areal sawah, tertutup pabrik dan rumah-rumah dan bila hujan datang air cepat menggenang dan sawah kami pun tenggelam.

Ah, dasar orang-orang kota, aneh-aneh saja keinginannya.

Namun perempuan-perempuan itu tetap tabah, menikmati takdirnya tak ada dalam dada mereka keinginan lebih kecuali hasil panen padi mengisi lumbung-lumbung persediaan dan dapat di jual dengan harga yang sesuai.

Handy Pranowo
09032021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun