Taktik politik di kepalamu bagai adonan bakwan kebanyakan tepung, lengket dan susah di aduk. Terlebih lagi resep bumbu warisan papa tersayang masih saja kamu pakai, sudah barang tentu habis masanya, berjamur, beracun. Terlalu sering curhat bisa jadi senjata makan tuan.Â
Kamu masih muda punya tenaga ekstra, sesekali cobalah lepas tangan, bermanuver, mencari bayangan dirimu sendiri di tengah kerumunan orang-orang, baik itu musuh atau pun kawan, bila jenderal tidak dapat di raih paling tidak kamu menjadi politikus yang handal di masa depan.
Banyak-banyaklah belajar politik selain dari papamu, bagaimanapun juga kamu harus mengerti bahasa-bahasa licik lawan politik atau bisikan-bisikan sesat teman sejawat. Kamu mesti terampil, dinamis, pintar merangkul, jangan kaku, jangan pula sedikit-sedikit gaduh, sedikit-sedikit rusuh, bermain politik mesti gesit.
Musuh dalam selimut, musang berbulu domba apapun itu namanya akan kau temukan sepanjang jalan karir politikmu kecuali kamu ingin jadi novelis.
Handy Pranowo
3022021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H