Ada sesuatu di kepalaku, lampu-lampu, wajah ibu dan kota yang asing tanah kelahiranku. Mereka sedang asyik membaca sajak dari buku yang kucuri di ruang guru saat mereka upacara 17 Agustus.Â
Aku tak tahu apa-apa tentang sajak, aku lebih menyukai sejarah dan matematika meskipun aku sering salah dalam menjumlah dan tak tahu pasti apakah kerajaan Sriwijaya ada.
Seorang tukang pos datang memberikan sepucuk surat kepadaku dari alamat yang jauh yang tak pernah aku tahu, sesaat setelah itu tubuhku terlempar masuk ke masa silam menghadiri upacara pernikahan ayah dan ibu.
Lampu-lampu di kepala semarak warna merah dan biru, wajah ibu nampak tua, sebuah kota muncul dari dalam tanah, kuburan-kuburan di gusur menjadi jalan aspal dan gedung-gedung mewah, sementara di kepalaku tumbuh rambut kilau abu-abu.
12 September 2019
Kebayoran Lama
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H