Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Potret Keluarga Miskin di Pinggiran

5 September 2019   23:47 Diperbarui: 5 September 2019   23:54 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebentar lagi pagi datang mengecat warna langit menjadi merah menyala dan perempuan-perempuan lepas dari peluk lelakinya bergegas bangkit menghidupkan api di mulutnya.

Embun-embun di bakar, kabut-kabut di petik bekal sarapan, anak-anaknya yang tertidur di bangunkan di ajaknya berdoa agar mimpi indah semalam menjadi kenyataan.

Mereka memulai hari dengan cara sederhana cara yang di lakukan matahari ketika bergegas memanaskan bumi. Daun-daun tua berguguran, bunga-bunga kering tanpa wangi kehidupan.

Hari ini apalagi yang akan terjadi? Sesuatu yang bisa di tanamkah di jantung hati atau sekedar igauan masa depan yang terasa semakin bising. Mereka di hadapkan kegetiran yang abadi.

Burung tak dapat lagi di jaring, galengan sawah retak mengering, ikan-ikan sulit di pancing. Dan mereka memakan nasi sisa kemarin, kuning dan kering.

5 September 2019

Jakarta Selatan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun