Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Pohon Kehidupan

28 Agustus 2019   20:26 Diperbarui: 28 Agustus 2019   20:25 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku butuh udara segar, aku butuh pepohonan, paru-paruku lembab, paru-paruku gersang. Aku butuh udara segar, aku butuh pepohonan dadaku sesak, dadaku terbakar.

Oh pohon-pohon kehidupan, pohon-pohon kenyataan, ranting-ranting menopang beban, daun-daun hijau bermekaran. Tumbuhlah tinggi menjulang, tumbuhlah bagi rumah kabut dan burung-burung liar.

Akar-akar merambat ke dalam tanah, menyimpan air, menyimpan kehidupan. Jiwa dan pikiran menjadi segar. Pohon-pohon harus terus tumbuh di jaman yang semrawut, jangan biarkan habis di tebang, hutan-hutan tak boleh lagi terbakar, tak boleh lagi di aniaya dan di remehkan.

Aku butuh udara segar, aku butuh pepohonan, mimpi-mimpi ku embun pagi dan aroma batang-batang kayu menjalar ke dalam dalam rumah, menggantikan udara busuk karena polusi begitu meriah pesta pora di jalan kota.

Aku butuh udara segar, aku butuh pepohonan, tumbuhlah tumbuh jangan lagi di tebang. Mimpi-mimpiku anak-anak bermain di antaranya sambil dendangkan lagu semesta alam dan mereka tumbuh bersama dalam perpaduan hidup yang sempurna.

22august2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun